Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cerita spionase kennedy-castro

Rencana pembunuhan fidel castro oleh CIA dengan cara memanfaatkan kedekatan hubungan marita lorenz dengan PM cuba itu.

4 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAHWA Presiden Kennedy gagal membunuh Fidel Castro, itu sudah banyak orang tahu. Tapi bila salah satu misi pembunuhan dilakukan oleh seorang wanita bernama Marita Lorenz, ini tentu merupakan hal yang baru. Dalam bukunya Mistress with a Mission yang terbit baru-baru ini, Marita mengungkapkan usaha pembunuhan terhadap bekas kekasihnya itu. Kisah cinta Marita dengan Castro terjadi bulan Februari 1959. Kala itu, Marita yang menumpang kapal MS Berlin yang dikapteni Heinrich Lorenz, ayahnya, baru saja merapat di pelabuhan Havana. Perjalanan panjang selama dua bulan terasa membosankan bagi Marita, yang waktu itu adalah gadis cantik 19 tahun. Untuk melepas lelah, Marita berjalan-jalan menyusuri pelabuhan. Di tengah keriuhan pelabuhan, seorang lelaki tinggi besar dan berjanggut menghampiri Marita. Mereka pun berkenalan. Marita pun segera tahu, lelaki itu ternyata Fidel Castro, Perdana Menteri Kuba yang belum lama dilantik. Ketampanan Castro yang ketika itu baru berusia 32 tahun memikat Marita. Pada saat ayahnya sedang tidur siang, ia mengundang Castro untuk menghadiri pesta di kapal. Castro, yang terkenal tak suka dengan acara protokoler, setuju. Namun, kebisingan pesta membuat Lorenz terbangun. Heinrich Lorenz, yang senantiasa mentabukan pesta di kapal, terpaksa bergabung dalam satu meja dengan Castro dan Marita. Maklum, yang dihadapinya bukan sembarang lelaki, tapi seorang perdana menteri. Karena terpikat Marita, Castro tanpa basa-basi meminta Lorenz agar mengizinkan anaknya bekerja sebagai penerjemah pemerintah Kuba. Lorenz spontan menolaknya. ''Dia harus kuliah,'' katanya. Malam itu juga, kapal kembali ke AS. Rupanya, Castro tak menyerah. Ia menelepon Marita, mengundangnya berkunjung ke Kuba. Gayung pun bersambut. Mereka memadu kasih selama tujuh minggu di Hotel Havana Libre. Tak jelas, bagaimana Marita memperoleh izin ayahnya. Lalu, diam-diam, pada Mei tahun itu juga, ganti Castro balik menemui Marita di Washington. Marita lalu mengabari Castro, ia hamil. ''Castro sangat senang mendengarnya,'' tulis Marita. Dalam bulan yang sama, ketika Marita berkunjung ke Havana, seseorang yang bernama Frank Fiorino menghampirinya. Tanpa alasan yang jelas, lelaki itu menyatakan prihatin dengan nasib Marita dan menyatakan keinginan untuk menolongnya. Di akhir tahun, bayinya lahir. Namun, seorang pelayan hotel menyatakan bayinya meninggal. Marita tak percaya. Ia mengaku mendengar tangisan bayi. Setelah melahirkan, ia menjalani perawatan di negerinya. Di Rumah Sakit Roosevelt, Marita dihampiri oleh dua orang agen CIA, dinas intelijen Amerika. Satu di antaranya memperkenalkan diri sebagai Frank Sturgis. Singkat cerita, dalam tempo singkat, kedua agen CIA itu berhasil menggaet Marita untuk misi membunuh Castro. Mereka meyakinkan Marita, Castro diktator kejam yang harus dibunuh. Bagaimana proses perubahan sikap Marita terhadap Castro, ayah bayinya, kurang jelas. Selepas mendapatkan pengarahan di Langley, Virginia (markas besar CIA), ia bertolak ke Kuba. Dua butir kapsul bening beracun dan toksin minyak ikan yang mampu membunuh dalam beberapa menit adalah senjatanya. Namun, dalam perjalanan, di atas Laut Karibia, Marita bimbang. Agaknya ia sukar melupakan hubungannya dengan Castro. Tiga puluh menit setelah pesawat mengangkasa, ia ke kamar kecil. Di situ ia membungkus butiran-butiran mematikan itu dengan kertas tisu, lalu membuangnya ke toilet. Setibanya di tujuan, sesuai dengan rencana semula, Marita mendatangi Castro. Melalui seorang informannya di Florida, Castro mendapatkan info bahwa kekasihnya itu berniat membunuhnya. Sesaat setelah mencumbui Marita, Castro mengusirnya. Mungkin karena kegagalan itu, Kennedy menempuh cara blak- blakan. Ia mengerahkan operasi militer. Dan seperti diketahui, operasi intelijen dengan nama Operasi Teluk Babi itu bernasib serupa dengan misi Marita. Malah Amerika menderita kerugian ganda. Untuk menebus lebih dari 1.000 orang serdadu yang disekap Castro, Presiden Kennedy terpaksa mengeluarkan uang US$ 53 juta. Dua tahun setelah kegagalan itu, Marita dan Sturgis, yang tergabung dalam kelompok anti-Castro, tetap berhubungan. Pertengahan November 1963 mereka bersama tiga orang lainnya, yakni Howard Hunt, Jack Ruby (kemudian dikenal sebagai penembak Oswald), dan seorang lagi yang mereka sebut sebagai Ozzy, berbincang-bincang di sebuah sudut Kota Miami. Wajah Ozzy, menurut Marita, mirip dengan Lee Harvey Oswald, tertuduh penembak Kennedy. Dalam pertemuan di atas sebuah mobil karavan tua, tulis Marita, mereka membuka peta Kota Dallas. Dan beberapa hari setelah itu Presiden Kennedy tewas tertembak. Seberapa jauh kebenaran buku Marita? Berbagai pihak meragukan kebenaran cerita Marita. Tapi Amerika tampaknya tak bisa mengabaikan kabar terbaru dari Kuba. Dalam sebuah artikel yang dimuat di surat kabar pemerintah Kuba, Granma, dikisahkan bahwa kematian Kennedy tak terlepas dari keterlibatkan CIA, industrialis AS, mafia, dan kaum kontrarevolusioner Kuba. Kabar dari Kuba tersebut, kalau memang benar, mendukung cerita Marita. Artikel dalam surat kabar Granma, misalnya, menyebutkan bahwa penembak terbagi dalam dua kelompok. Salah satu kelompok dipimpin oleh agen CIA: Frank Sturgis. Memang, Sturgis kini mendekam dalam penjara. Tapi bukan karena ia dituduh menembak Kennedy, melainkan terbukti terlibat dalam skandal Watergate yang membuat Presiden Nixon jatuh. Akankah Sturgis menceritakan versi yang lain pula?Andi Reza Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum