Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cina Hentikan Pesanan Mobil Tesla karena Tarif Impor Trump

Akibat perang dagang dengan Amerika Serikat, pesanan mobil seri terbaru Tesla di Cina dibatalkan.

12 April 2025 | 09.00 WIB

Mobil Tesla, di California, Amerika Serikat. Shutterstock/Iv-Olga
Perbesar
Mobil Tesla, di California, Amerika Serikat. Shutterstock/Iv-Olga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Konsumen Cina berhenti memesan mobil listrik Tesla yang didirikan oleh taipan teknologi Elon Musk. Tesla telah menangguhkan penerimaan pesanan baru untuk kendaraan Model S dan Model X di situs web Cina pada Jumat, 11 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari Channel News Asia dan CNN, pembatalan pesanan terjadi usai perang tarif antara Amerika Serikat dan Cina yang terus memanas. Presiden AS Donald Trump terus menaikkan tarif impor terhadap barang dari Cina menjadi 145 persen. Kenaikan ini dibalas oleh Cina dengan menetapkan bea masuk barang impor dari AS menjadi 125 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua model tersebut dibuat di Amerika Serikat dan diimpor ke Cina. Pesanan baru untuk kedua model tersebut sudah tak tersedia lagi di akun program mini WeChat milik produsen mobil tersebut di Cina. Namun konsumen masih bisa memesan Model 3 dan Model Y di Cina.

Perbedaan utamanya adalah kendaraan tersebut dibuat di Gigafactory Tesla di Shanghai. Mereka jauh lebih populer di Cina yang merupakan pasar mobil terbesar di dunia. Tesla seri S dan X sebagian besar diproduksi di AS dan selalu menjadi kendaraan khusus di pasar Cina.

Belum ada komentar dari Tesla maupun Elon Musk soal pembatalan pesanan mobil listrik ini. 

Tingginya tarif impor dari AS meningkatkan biaya eceran bagi konsumen Cina. Akibatnya biaya produksi mobil listrik Tesla akan lebih mahal dibandingkan produk serupa buatan Cina.

Sepanjang 2024, jumlah impor Tesla model X ke Cina mencapai 1.553 unit dan 311 unit mobil Model S. Kedua model tersebut menyumbang kurang dari 0,5 persen dari total pengiriman Tesla yang mencapai lebih dari 657.000 kendaraan tahun lalu.

Untuk mengantisipasi memburuknya penjualan di Cina, Tesla melebarkan sayap dengan mengincar pasar Arab Saudi. Dikutip dari CNBC, Tesla akan memulai penjualan perdananya di Arab Saudi, kerajaan kaya minyak. Sebelumnya Tesla sudah merambah pasar Uni Emirat Arab.

Usai penetapan tarif impor oleh Donald Trump terhadap sejumlah negara, penjualan Tesla terancam turun. Hadirnya Elon Musk dalam pemerintahan Trump turut memicu sentimen negatif. 

Selain Tesla, mobil listrik BYD juga mengincar pasar Timur Tnegah. BYD sudah hadir di pasar Arab Saudi sehingga Tesla menghadapi persaingan dari BYD dan Lucid Motors di arena yang masih kecil. Kendaraan listrik hanya menyumbang 1 persen dari seluruh penjualan mobil di Arab Saudi pada 2024, menurut laporan dari firma konsultan PwC.

Pilihan editor: Elon Musk Sebut Penasihat Trump Bodoh, Kenapa?

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus