Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Kembangkan Kapal Selam Bersenjata Nuklir Siluman

Cina memulai produksi kapal selam bersenjata nuklir generasi baru dengan kemampuan siluman, sehingga membuat persaingan semakin intensif.

9 Oktober 2023 | 10.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cina memulai produksi kapal selam bersenjata nuklir generasi baru, sehingga membuat persaingan semakin intensif. Para analis dan atase pertahanan regional mengatakan semakin banyak bukti bahwa Tiongkok akan mempunyai kapal selam rudal balistik Type 096 sebelum akhir dekade ini dengan bantuan teknologi Rusia.
 
Penelitian yang dibahas pada konferensi pada bulan Mei di US Naval War College dan diterbitkan pada bulan Agustus oleh China Maritime Studies Institute di perguruan tinggi tersebut memperkirakan bahwa kapal selam baru akan jauh lebih sulit untuk diawasi. Kesimpulan tersebut dapat dipercaya, menurut tujuh analis dan tiga atase militer yang berbasis di Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kapal selam Type 096 akan menjadi mimpi buruk,” kata pensiunan awak kapal selam dan analis intelijen teknis angkatan laut Christopher Carlson, salah satu peneliti. "Mereka akan sangat, sangat sulit dideteksi."
 
Upaya diam-diam untuk melacak kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir dan bersenjata Cina, yang dikenal sebagai SSBN, adalah salah satu pendorong utama peningkatan pengerahan dan perencanaan darurat oleh Angkatan Laut AS dan militer lainnya di kawasan Indo-Pasifik. Dorongan itu diperkirakan akan meningkat ketika Type 096 memasuki layanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angkatan Laut Cina secara rutin melakukan patroli pencegahan dengan kapal Type 094 yang lebih tua di Pulau Hainan di Laut Cina Selatan, kata Pentagon pada bulan November, mirip dengan patroli yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan Prancis.
 
Namun Type 094 dengan rudal JL-3 yang diluncurkan dari kapal selam tercanggih Tiongkok, dianggap relatif berisik dan merupakan hambatan besar bagi kapal selam militer.

Makalah ini mencatat bahwa kapal selam Tipe 096 akan disejajarkan dengan kapal selam Rusia yang canggih dalam hal siluman, sensor, dan senjata. Dikatakan bahwa peningkatan kemampuan akan memiliki implikasi “mendalam” bagi AS dan sekutunya di Indo-Pasifik.

Sebagian didasarkan pada jurnal militer Cina, pidato internal para perwira senior Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dan data paten, makalah ini memetakan lebih dari 50 tahun pengembangan kapal selam nuklir Angkatan Laut PLA yang seringkali bersifat glasial.

Ini berisi citra satelit yang diambil pada bulan November di galangan kapal baru Cina di Huludao yang menunjukkan bagian lambung bertekanan untuk kapal selam besar sedang dikerjakan. Hal ini membuat pembangunan kapal-kapal tersebut sesuai jadwal dapat beroperasi pada tahun 2030, sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam laporan tahunan Pentagon tentang militer Tiongkok.

Penelitian ini juga merinci potensi terobosan di bidang tertentu, termasuk penggerak pompa jet dan perangkat peredam internal, berdasarkan “inovasi tiruan” teknologi Rusia.

Baik Kementerian Pertahanan Rusia maupun Cina belum mengeluarkan pernyataan tentang 

Kapal tersebut kemungkinan besar jauh lebih besar daripada Tipe 094, sehingga memungkinkan kapal tersebut memuat "rakit" internal yang dipasang pada penyangga karet kompleks untuk meredam kebisingan mesin dan suara lainnya, mirip dengan desain Rusia.

Carlson mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak percaya Cina telah memperoleh teknologi terbaru Rusia, namun mereka akan memproduksi kapal selam yang memiliki kemampuan siluman untuk dibandingkan dengan kapal Akula milik Moskow.

“Kami kesulitan menemukan dan melacak Akula yang ditingkatkan sebagaimana adanya,” kata Carlson.

Pakar pertahanan yang berbasis di Singapura, Collin Koh, mengatakan penelitian ini membuka peluang bagi proyek penelitian rahasia untuk meningkatkan SSBN Cina serta meningkatkan kemampuan perang anti-kapal selam Tiongkok.

“Mereka tahu bahwa mereka berada di belakang kurva sehingga mereka berusaha mengejar ketertinggalan dalam hal peredaman dan tenaga penggerak,” kata Koh, dari S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura.

Carlson mengatakan dia yakin para ahli strategi Cina, seperti Rusia, akan mempertahankan SSBN di dalam “benteng” pelindung di dekat pantainya, dengan memanfaatkan wilayah yang baru-baru ini dibentengi di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus