Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Rombak Kabinet, Perwira Anti-teror Jadi Ketua Partai Komunis di Xinjiang

Kabinet Cina mengumumkan pergantian pejabat seiring perombakan beberapa pengurus Partai Komunis yang berkuasa.

30 Oktober 2021 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Cina Xi Jinping bertepuk tangan pada sesi penutupan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina (CPPCC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 10 Maret 2021. [REUTERS / Carlos Garcia Rawlins]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pemerintah atau kabinet Cina mengumumkan pergantian pejabat seiring perombakan beberapa pengurus Partai Komunis yang berkuasa.

Deng Xiaogang diangkat sebagai Wakil Menteri Pertanian dan Perdesaan, demikian pernyataan Dewan Pemerintah seperti dikutip Antara media-media Cina, Sabtu, 30 Oktober 2021.

Jabatan Wakil Kepala Badan Produk Kesehatan Nasional ditempati oleh Zhao Junning.

Wu Kongming menempati pos baru sebagai Rektor Chinese Academy of Agricultural Science.

Li Yifei diangkat sebagai komisaris politik di Xinjiang Production and Construction Corps.

Dewan Pemerintah juga mencopot You Jun dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Sumber Daya Manusia dan Ketahanan Sosial.

Demikian pula dengan Xiong Maoping yang didepak dari kursi Wakil Kepala Badan Regulasi Pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai Komunis Cina (CPC) juga diisi oleh wajah-wajah baru. Mantan perwira Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang biasa menangani terorisme, Yang Fasen, diangkat sebagai Ketua CPC Kota Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang.

Pakar teroris berusia 50 tahun itu untuk pertama kalinya duduk bersama 14 anggota Komisi Tetap CPC Xinjiang pada kongres CPC di daerah itu, Senin, 25 Oktober 2021.

Komisi Tetap CPC Xinjiang terdiri dari 10 orang berlatar etnis Han, etnis mayoritas di Cina, empat etnis minoritas Muslim Uighur, dan satu etnis minoritas Kazakh.

Jumlah anggota Komisi Tetap di Xinjiang itu lebih banyak dibandingkan 30 provinsi lainnya di Cina yang hanya 13 orang.

Seorang pengamat dari Xinjiang University menduga hal itu dikarenakan perhatian utama Beijing tertuju pada daerah yang banyak dihuni etnis Uighur itu, khususnya setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan yang berbatasan langsung dengan Cina di wilayah barat daya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus