Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang anggota Hizbullah bernama Haji Abu Ali meminta saya menunggu di depan kantor Dewan Tertinggi Syiah di kawasan Harit Thariq, Beirut. Pukul satu siang. Sepuluh menit berselang, muncul seorang pemuda berpakaian serba hitam dengan skuter. Dia menoleh dan bertanya: ”Indonesia?” Dalam sekejap kami sudah bergerak beriringan: dia memandu di depan, saya mengikutinya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo