Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perpisahan di Saat Genting

26 Februari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua hal istimewa dihadapi rakyat Inggris pekan lalu. Pertama, Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan akan mengirim Letnan Dua Harry Wales, 22 tahun, yang akrab dengan sebutan Pangeran Harry, ahli waris ketiga takhta Inggris, ke zona tempur Irak, Kamis pekan lalu. Kedua, sehari sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Tony Blair justru menyatakan akan menarik secara bertahap pasukan Inggris dari Irak, meski ia tetap menyatakan dukungan buat sekutunya.

Kini Blair bergerak lebih cepat. Ia seakan meninggalkan Bush justru ketika Presiden Amerika Serikat itu ngotot mengirim 21 ribu anggota pasukan tambahan untuk mengatasi perang sektarian. Blair merencanakan penarikan bertahap 1.600 personel pasukan Inggris, hingga penarikan keseluruhan 7.100 personel pada 2008 dari Basra, markas pasukan Inggris di Irak. ”Bab berikutnya dalam sejarah Basra akan ditulis oleh rakyat Irak,” ujar Blair di depan parlemen.

Bagi penentang perang, keputusan Blair disambut gembira meski masih jauh dari harapan. ”Penarikan ini terlalu kecil dan sangat terlambat,” ujar John McDonnell, anggota parlemen dari Partai Buruh. Keputusan Inggris dibuat setelah para menteri kabinet Blair memperoleh pesan dari komandan militer Inggris bahwa kehadiran pasukan Inggris di jalanan Kota Basra sebenarnya tidak perlu, bahkan provokatif. Inggris kehilangan 132 anggota pasukannya, yang tewas di Irak, sejak Inggris ikut menyerbu Irak bersama Amerika pada Maret 2003.

Inggris tak dapat menarik seluruh pasukannya pada saat pasukan Amerika baru memulai satu operasi militer menghadapi kekerasan sektarian, khususnya di kawasan tengah Irak. ”Tak elok kelihatannya meninggalkan sekutu,” ujar seorang analis militer di London.

Namun Presiden Bush punya cara menghibur diri karena ditinggalkan sekutu kuatnya. ”Pengurangan jumlah anggota pasukan Inggris sebagai tanda keberhasilan di Irak dan kondisi telah meningkat, khususnya di Basra,” ujar Bush. Tapi Zalmay Khalilzad, bekas Duta Besar Amerika di Irak, yang baru saja meninggalkan posnya, menyatakan Gedung Putih sejatinya menentang penarikan pasukan Inggris.

Negara Islam Irak yang merupakan kelompok perlawanan anti-Amerika menyebut keputusan Inggris itu sebagai awal perpecahan ”koalisi salib”. Bukti pun bertambah. Denmark pada hari yang sama menyatakan akan menarik 460 personel pasukannya, sementara Korea Selatan akan memulangkan 2.300 anggota pasukannya pada akhir tahun ini. Sedangkan Presiden Polandia Lech Kaczynski memutuskan 900 personel pasukannya hanya akan bertahan di Irak hingga Desember.

RFX (BBC, Guardian, Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus