Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan panel iklim PBB yang dirilis pada Senin tentang ilmu fisika perubahan iklim menggunakan lima kemungkinan skenario untuk masa depan Bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima skenario ini hasil dari perhitungan kompleks yang bergantung pada seberapa cepat manusia mengekang emisi gas rumah kaca. Tetapi perhitungan juga dimaksudkan untuk menangkap perubahan sosial ekonomi di berbagai bidang seperti populasi, kepadatan kota, pendidikan, penggunaan lahan, dan kekayaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misalnya, peningkatan populasi diasumsikan menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk bahan bakar fosil dan air. Pendidikan dapat mempengaruhi laju perkembangan teknologi. Emisi meningkat ketika lahan dikonversi dari hutan menjadi lahan pertanian.
Setiap skenario diberi label untuk mengidentifikasi tingkat emisi dan apa yang disebut Shared Socioeconomic Pathway atau SSP, yang digunakan dalam perhitungan tersebut.
Berikut lima skenario masa depan panel iklim PBB, seperti dikutip dari Reuters, 10 Agustus 2021.
SSP1-1.9
Ini adalah skenario paling optimistis dari Konferensi Perubahan Iklim PBB (IPCC). Ini menggambarkan dunia di mana emisi CO2 global dikurangi menjadi nol bersih sekitar tahun 2050. Masyarakat beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan, dengan fokus beralih dari pertumbuhan ekonomi ke kesejahteraan secara keseluruhan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan meningkat. Ketimpangan jatuh. Cuaca ekstrem lebih sering terjadi, tetapi dunia telah menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Skenario pertama ini adalah satu-satunya yang memenuhi tujuan Perjanjian Iklim Paris untuk menjaga pemanasan global sekitar 1,5 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, dengan pemanasan mencapai 1,5 derajat Celcius tetapi kemudian turun kembali dan stabil di sekitar 1,4 derajat Celcius pada akhir abad ini.
SSP1-2.6
Dalam skenario terbaik berikutnya, emisi CO2 global sangat berkurang, tetapi tidak secepat, mencapai nol bersih setelah tahun 2050. Ini membayangkan pergeseran sosial ekonomi yang sama menuju keberlanjutan seperti SSP1-1.9. Tetapi suhu stabil sekitar 1,8C lebih tinggi pada akhir abad ini.
SSP2-4.5
Ini adalah skenario "jalan tengah". Emisi CO2 berkisar pada tingkat saat ini sebelum mulai turun pada pertengahan abad, tetapi tidak mencapai nol bersih pada tahun 2100. Faktor sosial ekonomi mengikuti tren historisnya, tanpa perubahan yang mencolok. Kemajuan menuju keberlanjutan lambat, dengan pembangunan dan pendapatan tumbuh tidak merata. Dalam skenario ini, suhu naik 2,7C pada akhir abad ini.
SSP3-7.0
Di jalur ini, emisi dan suhu meningkat dengan mantap dan emisi CO2 kira-kira dua kali lipat dari tingkat saat ini pada tahun 2100. Negara-negara menjadi lebih kompetitif satu sama lain, bergeser ke arah keamanan nasional dan memastikan pasokan makanan mereka sendiri. Pada akhir abad ini, suhu rata-rata telah meningkat sebesar 3,6C.
SSP5-8.5
Ini adalah skenario masa depan yang harus dihindari bagaimanapun caranya. Tingkat emisi CO2 saat ini kira-kira dua kali lipat pada tahun 2050. Ekonomi global tumbuh dengan cepat, tetapi pertumbuhan ini didorong oleh eksploitasi bahan bakar fosil dan gaya hidup yang intensif energi. Pada tahun 2100, suhu rata-rata global mencapai 4,4C lebih tinggi.
BAGAIMANA SELANJUTNYA?
Laporan iklim tidak dapat memberi tahu kita skenario mana yang paling mungkin, yang akan ditentukan oleh faktor-faktor termasuk kebijakan pemerintah. Tapi itu menunjukkan bagaimana pilihan hari ini akan mempengaruhi masa depan.
Dalam setiap skenario, pemanasan global akan berlanjut setidaknya selama beberapa dekade. Permukaan laut akan terus naik selama ratusan atau ribuan tahun, dan Arktik akan praktis bebas dari es laut setidaknya dalam satu musim panas dalam 30 tahun ke depan.
Tetapi seberapa cepat laut akan naik dan seberapa bahayanya cuaca masih tergantung pada jalan mana yang dipilih dunia untuk menyelamatkan Bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim.
REUTERS