Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia melakukan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi dan gas Ukraina pada Jumat malam, 07 Maret 2025. Serangan Rusia dilakukan usai Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan pembagian data intelijen dengan Kyiv. Serangan semakin mempersulit posisi Ukraina saat Presiden Donald Trump berupaya mengakhiri konflik dengan cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia menembakkan 67 rudal dan 194 drone dalam serangan tersebut. Ukraina berhasil menembak jatuh 34 rudal dan 100 drone. Infrastruktur energi di berbagai wilayah mengalami kerusakan. Delapan orang di Kharkiv dan dua lainnya termasuk seorang anak di Poltava mengalami luka-luka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Rusia melanjutkan teror energinya," ujar Menteri Energi Jerman, Galuschenko dilansir dari Reuters. Serangan ini merupakan yang pertama dalam skala besar sejak penangguhan bantuan dan intelijen militer AS minggu ini.
Hubungan Ukraina-AS berada dalam krisis setelah Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Donald Trump beradu mulut di Oval Office, Gedung Putih. Trump menyebut Zelensky sebagai penghambat perdamaian untuk visinya mengakhiri perang di Ukraina.
Dalam upaya memperbaiki hubungan, Zelensky menyatakan bersedia untuk bernegosiasi sesegera mungkin dan bekerja di bawah kepemimpinan Trump. Ia juga mengumumkan akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota, Mohammed Bin Salman, sebelum pembicaraan antara pejabat AS dan Ukraina di sana.
Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, yang telah melakukan pembicaraan ekstensif dengan pejabat Rusia, mengkonfirmasi bahwa pertemuan dengan Ukraina direncanakan di Arab Saudi pekan depan untuk membahas kerangka perjanjian damai.
Namun, perbedaan visi antara Washington dan Kyiv dalam mengakhiri perang masih belum jelas dapat dijembatani. Ukraina menginginkan jaminan keamanan yang kuat, sementara AS menolak berkomitmen dan lebih mengarah pada perjanjian mineral kritis.
Di medan perang, pasukan Ukraina kian terdesak. Pasukan Rusia terus maju di wilayah Donetsk timur dan menekan besar-besaran pasukan Ukraina yang berusaha mempertahankan posisi di wilayah Kursk Rusia.
Serangan Rusia pada sektor energi Ukraina telah berlangsung sepanjang perang. Serangan itu menghancurkan sekitar setengah kapasitas pembangkit listrik nasional. Baru-baru ini, Rusia lebih menargetkan infrastruktur gas alam yang digunakan untuk pemanasan, memasak, dan industri.
Para analis militer memperingatkan bahwa jeda dalam bantuan militer dan intelijen AS dapat melemahkan pertahanan udara Ukraina karena persediaan rudal canggih yang menipis dan kesulitan melacak serangan secara efektif.
Pilihan editor: Trump Pecat Banyak Agen CIA Baru, Keamanan AS Bisa Terancam