LAPANGAN Tienanmen tenggelam dalam lautan bendera. Delapan kontingen berbaris rapat disaksikan para pemimpin RRC dari mimbar. Ratusan merpati kemudian diterbangkan, dan puluhan kendaraan hias serempak menampilkan gambaran kemajuan pertanian dan industri RRC. Tapi sebelum pesta ulang tahun kemerdekaan RRC ke-35 menggelora dalam seribu gerak dan warna, 1 Oktober lalu, orang kuat Deng Xiaoping terlebih dulu memeriksa barisan kehormatan. "Kamrad, Anda telah bekerja keras," ucap Deng ke arah ribuan prajurit yang pagi itu mengenakan seragam baru. "Hormat padamu, Pemimpin," balas mereka. Sebagai ketua Komisi Militer Pusat, Deng memerlukan 20 menit untuk memeriksa pasukan. Setelah itu, parade militer yang dinanti-nantikan tersebut menderap maju. Diawali oleh Tentara Pembebasan Rakyat Cina, parade disemarakkan 108 tank. 32 rudal darat ke udara roket, tiga formasi meriam dan howitzer. Dalam suasana gegap gempita, 100 pesawat pengebom dan pemburu tampak menyergap-nyergap di udara. Parade militer ini tercatat sebagai yang pertama dalam tempo 25 tahun. Diperkirakan, setengah juta orang ambil bagian dalam pesta besar-besaran ini, terdiri dari tentara, buruh, petani, pionir, cendekiawan, dan anak sekolah. Untuk pertama kali dunia luar menyaksikan persenjataan RRC karena acara dipancarkan langsung lewat jaringan televisi. Deng Xiaoping dalam pidato sambutannya memujikan kemakmuran yang dicapai masyarakat komunis, lalu menyerukan agar semua warga Cina di Hong Kong, Macau, Taiwan, bahkan di mana saja untuk memperjuangkan penyatuan dengan Taiwan. "Penyatuan secara damai, cepat atau lambat, akan terwujud," kata Deng. Orang kuat Cina ini juga menyatakan dukungannya untuk perdamaian dunia, peredaan ketegangan internasional, dan pengurangan persenjataan. Tapi sementara itu ia mengharuskan Tentara Pembebasan agar siaga penuh menghadapi situasi internasional yang tidak menentu, dan Cina harus tetap memperkuat pertahanan nasionalnya. Perayaan memang dipusatkan di Tienanmen, tapi ada enam pesta lain serentak diselenggarakan di Beijing. Kegiatan serupa berlangsung di seluruh pelosok Daratan Cina, yang berpenduduk satu milyar itu. Dengan pesta kembang api yang luar biasa indahnya, disusul puluhan rlbu rakyat yang menari di jalan-jalan, maka lengkaplah bukti keberhasilan pembaharuan yang dilancarkan Deng. Semmggu kemudian, Deng menyambut kanselir Jerman Barat Helmut Kohl yang berkunjung dengan rombongan besar pedagang dan pengusaha. Kepada mereka pemimpkin RRC itu menjamin keamanan penanaman modal asing di sana. Politik pintu terbuka Cina tidak akan berubah tandasnya. Jerman Barat adalah partner dagang ketiga terbesar bagi RRC, sesudah Amerika Serikat dan Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini