Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Desentralisasi setengah hati

Desentralisasi ekonomi cina diakui dunia luar. he kang,70, menteri pertanian cina menerima penghargaan norman bourlag dari AS. ia dinilai berhasil meningkatkan kehidupan rakyat dan memberinya masa depan lebih baik.

13 November 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI luar dampak sampingan yang membuat Beijing gentar, sukses desentralisasi ekonomi di Cina diakui dunia internasional. Misalnya dalam hal kepemilikan lahan pertanian. Buktinya, He Kang, 70 tahun, Menteri Pertanian Cina tahun 19831990, tiga pekan lalu di Washington menerima penghargaan Norman Borlaug. Ia dinilai berhasil mengantarkan Cina menjadi negara yang berswasembada pangan. ''He Kang berhasil meningkatkan kehidupan jutaan rakyat Cina, dan memberinya masa depan yang lebih baik,'' kata bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, dalam acara pemberian penghargaan itu. Norman Borlaug, nama yang dipakai untuk penghargaan itu, adalah pemenang Nobel Perdamaian tahun 1970. Menurut Borlaug, ahli pertanian Amerika Serikat yang dipandang sebagai peletak dasar revolusi hijau, peran He Kang dapat diukur dari kemajuan pertanian Cina, yang tumbuh rata-rata 8%, sedangkan penduduknya hanya bertambah 1,2%. Produksi pertanian Cina memang mengalami kemajuan yang cukup besar. Selama 19811990, rata-rata pertumbuhannya lebih dari 6% setahun. Sebelumnya, pertanian di Cina cuma tumbuh 35%. Dan Cina berubah status, dari negara pengimpor gabah menjadi pengekspor. Apa resep He Kang? ''Hal utama yang harus dilakukan, menjaga agar petani tetap kerasan bertani,'' tutur orang yang juga pernah menjadi Wakil Ketua Asosiasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu. Tapi peningkatan pertanian yang dimotori oleh He Kang tak mungkin berjalan sebelum reformasi dicanangkan oleh Deng Xiaoping, Desember 1978. Diputuskan, waktu itu, mengubah sistem pertanian, yang semula sentralistis menjadi bebas, desentralistis. Semula, pertanian Cina diorganisasikan ke dalam sistem kelompok. Tahun 1970 di seluruh Cina terdapat 50 ribu kelompok, masing-masing beranggota sekitar 13 ribu petani. Kelompok- kelompok itu tidak bebas menggarap lahannya. Baik jenis, waktu, maupun tempat penanaman, semua ditentukan oleh pejabat pemerintah daerah. Yang jadi persoalan, banyak pejabat yang tidak becus dalam hal pertanian. Akibatnya, anjurannya banyak yang meleset, panen pun banyak yang gagal. Tahun 1960 bahkan Cina mengalami paceklik hebat. Sekitar 25 juta orang mati kelaparan. Sistem itulah yang dirombak lewat reformasi. Tanah, yang semula atas nama kelompok, kini disewakan secara merata untuk petani. Rata-rata tiap rumah tangga bisa menyewa 3.500 meter persegi untuk 15 tahun. Di daerah yang lahan pertaniannya sempit, dilakukan penggabungan. Sebab, tanah yang sempit tidak cocok untuk alat pertanian modern. Itu misalnya dijalankan di Sichuan, provinsi berpenduduk 100 juta jiwa. Dengan cara itu, panen menjadi empat kali lebih besar. Sebenarnya, pelaksanaan reformasi tidak semulus cerita di atas. Janji pemerintah membebaskan petani untuk menanam komoditi apa pun hanya menjadi slogan. Demikian juga kebebasan petani untuk memasarkan panenannya. Petani yang menolak kontrak harus siap jika hak sewa atas tanahnya dicabut. Mungkin ini yang tidak terlihat oleh Komite Borlaug. Jadi, benar bahwa produksi meningkat. Tapi juga benar bahwa nasib petani tetap melata. Ini yang menyebabkan mereka suka melawan birokrat dari pusat. Iwan QH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus