Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) bersama Vanuatu West Papua Association dan South Moluccas Association memperingati Hari Papua Barat, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Desember di Chiefs Nakamal, Vanuatu. Papua Barat pertama kali mengibarkan bendera Bintang Kejora pada 1 Desember 1961.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Dailypost.vu, 6 Desember 2017, perayaan yang digelar pada 1 Desember, dimulai dengan pidato Presiden Dewan Malvatumauri, Willie Gray Plasua, kepada tamu-tamu istimewa dan masyarakat untuk menyaksikan pengibaran bendera dan memperingati hari bagi rakyat Papua Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menegaskan kembali kepada delegasi ULMWP bahwa mereka memiliki dukungan penuh dari dewannya.
Gerakan OPM di Vanuatu.[Jason Abel/Dailypost.vu]
Perwakilan pemerintah dan utusan khusus untuk Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lora Lini, mengatakan bahwa Vanuatu berada di garis depan dan akan terus mengadvokasi kemerdekaan Papua Barat.
Pada Agustus 2018, pemerintah Vanuatu telah menujuk Laura Lini sebagai utusan khusus untuK Papua Barat, dilaporkan dari Razio NZ.
Laura Lini adalah putri dari Walter Lini, yang dikenal sebagai bapak pendiri Vanuatu.
"Ayah Laura, yang saat itu menjadi perdana menteri, bersumpah tidak akan meninggalkan Papua Barat atau New Caledonia Kanak," kata Jacob Rumbiak, Juru Bicara United Liberation Movement of West Papua.
Anggota TNI dibantu warga mempersiapkan peti jenazah untuk korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Wamena, Papua, Selasa, 4 Desember 2018. Sebanyak 31 karyawan PT Istaka Karya diduga tewas ditembak oleh KKB. ANTARA/Iwan Adisaputra
Padahal PBB telah menolak petisi kemerdekaan Papua Barat pada 30 September tahun lalu dan menyatakan tidak akan mengambil langkah apapun untuk melawan Indonesia.
Gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka atau OPM kembali mencuat setelah terjadi peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek jalan Trans Papua di Nduga pada 2 Desember 2018, yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminial Separatis Bersenjata (KKSB) yang menuntut pemisahan diri Papua Barat dari NKRI.