Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ovidio Guzman, salah satu putra gembong narkoba Meksiko Joaquin "El Chapo" Guzman, mengaku tidak bersalah atas dakwaan penyelundupan fentanil di Amerika Serikat dalam sidang di pengadilan federal di Chicago, Senin, 18 September 2023, tiga hari setelah diekstradisi dari Meksiko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guzman, 33 tahun, adalah salah satu dari empat putra El Chapo, yang dikenal sebagai "Los Chapitos", yang mewarisi kerajaan perdagangan ayah mereka setelah dia divonis bersalah atas tuduhan pembunuhan dan narkoba di AS pada 2019. "El Chapo" Guzman menjalani hukuman seumur hidup dengan keamanan maksimal di Colorado.
Para pejabat AS mengatakan penangkapan dan ekstradisi Ovidio Guzman merupakan kemenangan signifikan dalam kampanye pemerintahan Biden untuk membendung aliran fentanil yang mematikan melintasi perbatasan selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun para analis keamanan meragukan akan ada perubahan besar dalam hubungan keamanan AS dengan Meksiko di bawah kepemimpinan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang membatasi kerja sama setelah menjabat pada Desember 2018.
Dalam sidang singkat di bawah pengamanan ketat, Guzman, yang mengenakan pakaian oranye dengan pergelangan kaki diborgol, mendengarkan persidangan melalui penerjemah bahasa Spanyol, Chicago Tribune melaporkan.
Di luar ruang sidang, pengacara Guzman, Jeffrey Lichtman, mengatakan kepada wartawan bahwa kliennya "tidak berencana bekerja sama melawan saudara-saudaranya", yang merupakan salah satu gembong narkoba paling dicari di dunia.
Guzman sempat ditangkap di Culiacan di negara bagian utara Sinaloa pada 2019. Namun Lopez Obrador memerintahkan dia dibebaskan setelah ratusan pria bersenjata anggota Kartel Sinaloa membanjiri kota tersebut.
Guzman ditangkap lagi pada bulan Januari setelah baku tembak yang intens. AS meminta ekstradisinya pada bulan Februari.
Pada saat penangkapannya, Guzman adalah tokoh utama dalam bisnis manufaktur dan distribusi fentanil Los Chapitos, menurut pihak berwenang AS, meskipun kakak laki-lakinya, Ivan, adalah pemimpin keseluruhan faksi kuat tersebut.
Ovidio mengendalikan laboratorium fentanil pertama yang didirikan oleh Los Chapitos sekitar tahun 2014 dan telah "mengawasi ledakan aktivitas dan keuntungan perdagangan fentanil mereka", menurut dakwaan yang dibuka pada April oleh jaksa AS di New York.
Guzman juga mendirikan "pos terdepan" di Mexico City bagi pembeli heroin dalam jumlah besar membeli fentanil untuk dicampur dengan heroin, bagian dari strategi pertumbuhan Los Chapitos untuk mendorong pengguna narkoba lain beralih ke fentanil, kata dakwaan pada bulan April.
Dua dari enam dakwaan yang dihadapi Guzman di Chicago membawa hukuman wajib seumur hidup, kata jaksa, menurut Tribune. AS setuju untuk tidak menerapkan hukuman mati sebagai bagian dari negosiasi ekstradisi dengan Meksiko, kata Chicago Tribune.
Guzman melepaskan haknya untuk menjalani sidang penahanan dan akan ditahan tanpa jaminan sampai persidangan, kata juru bicara kantor Kejaksaan AS di Chicago. Tanggal sidang berikutnya dijadwalkan pada bulan November.
Fentanyl, opioid sintetik yang sangat adiktif, menyebabkan hampir 200 kematian di Amerika setiap harinya, sebuah angka yang telah memperburuk hubungan AS-Meksiko dan memberikan tekanan domestik pada pemerintahan Biden untuk memperlambat penyebaran obat mematikan tersebut.
Guillermo Valdes, mantan kepala mata-mata sipil Meksiko antara 2007-2011, mengatakan Guzman mungkin diekstradisi karena tekanan kuat AS dan untuk memberikan ruang bernapas politik bagi pemerintahan Lopez Obrador, di mana lawannya menuduh partainya membantu Kartel Sinaloa.
“Bagus bagi Biden jika Ovidio sudah ada di sana (menjelang pemilu AS). Dan itu membantu Lopez Obrador menghilangkan citra bahwa dia melindungi kartel Sinaloa,” kata Valdes.
Salah satu mantan pejabat senior Badan Pengawasan Narkoba AS (DEA) mengatakan ekstradisi Guzman sepertinya tidak akan menandai perubahan pendekatan yang dilakukan Lopez Obrador, dan dirancang untuk menangkis kritik bahwa pemerintah Meksiko bersikap lunak terhadap penyelundup narkoba.
“Ovidio adalah domba kurban,” kata mantan agen yang tidak mau disebutkan namanya itu.
"Dia salah satu dari orang-orang yang bisa mereka keluarkan dan berkata 'kami melakukan semua yang kami bisa'," katanya.
REUTERS
Pilihan Editor Ukraina Rebut 2 Desa Dekat Bakhmut, Rusia Hajar Kharkiv