Dijadwalkan Bicara di Sidang Majelis Umum PBB, Zelensky: Kami Ingin Didengar

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan berbicara di pertemuan tingkat tinggi tahunan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB hari ini, 19 September 2023. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke PBB setelah invasi Rusia ke negaranya pada Februari 2022 lalu.
 
Dia sempat bertemu dengan tentara Ukraina yang terluka di rumah sakit New York, tak lama setelah tiba di Amerika Serikat hari ini untuk berpidato di hadapan para pemimpin dunia.
 
“Bagi kami, sangat penting bahwa semua kata-kata kami, semua pesan kami didengar oleh mitra kami,” kata Zelensky kepada wartawan saat berkunjung ke Rumah Sakit Universitas Staten Island, tempat tentara Ukraina dirawat karena amputasi.
 
“Dan jika di PBB masih ada tempat bagi teroris Rusia, saya kira ini menjadi pertanyaan untuk semua anggota PBB.”
 
Menurut Reuters, Zelensky dikabarkan langsung menuju rumah sakit dari bandara setelah mendarat di New York. Dia memberi medali kehormatan kepada tentara yang terluka dan beberapa staf rumah sakit.
 
Selain Sidang Majelis Umum, Zelensky juga mengatakan akan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Rabu. Namun, belum pasti apakah dia akan tetap duduk di meja berbentuk tapal kuda yang beranggotakan 15 negara tersebut jika Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, berbicara di pertemuan tersebut.
 
“Saya tidak yakin kami akan memilih formatnya. Saya tidak tahu bagaimana jadinya nanti,” ujarnya kepada wartawan.
 
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia pekan lalu mengatakan pertemuan dewan tersebut, yang diselenggarakan oleh Albania sebagai presiden pada bulan September, hanya akan menjadi “pertunjukan besar.”
 
Setelah New York, Zelensky berencana melakukan perjalanan ke Washington DC, di mana dia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres. Dalam postingan di Telegram, Zelensky mengatakan dia juga berencana bertemu dengan pejabat-pejabat militer dan bisnis.
 
REUTERS

Pilihan Editor 7 Fakta Sosok Presiden Xi Jinping yang Diduga Singkirkan Menlu dan Menhan China