Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lithuania akan meminta bantuan Eropa untuk melawan tekanan Cina setelah mereka membuka hubungan diplomatik dengan Taiwan, yang selama ini diklaim Beijing sebagai wilayahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diplomat Lithuania pun hengkang dari Beijing dengan terburu-buru begitu Cina yang marah, menurunkan status hubungan diplomatiknya. Lithuania khawatir dengan keselamatan diplomatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Delegasi diplomatik Lithuania di Cina meninggalkan negara itu pada Rabu, 15 Desember 2021 dengan tergesa-gesa, dan sumber diplomatik yang mengetahui situasi tersebut menyebut kepergian mereka sebagai tanggapan terhadap "intimidasi".
Kementerian luar negeri Cina mengatakan pada Kamis bahwa kekhawatiran atas keselamatan diplomat Lituania di Beijing tidak berdasar.
Penasihat presiden Lituania mengatakan kepada penyiar publik Lituania bahwa pemimpin negara Baltik itu akan meminta bantuan rekan-rekan Eropa.
"Presiden akan berbicara dengan para pemimpin UE tentang tekanan yang kami hadapi, kami pikir ini akan mengarah pada diskusi bagaimana UE dan khususnya Komisi Eropa dapat membantu Lithuania dalam masalah ini," kata Asta Skaisgiryte.
"Kami ingin konflik itu menjadi jelas bagi mitra Eropa kami, dan bahwa tindakan ekonomi akan seluas mungkin," katanya.
Klaim bahwa diplomat Lithuania mengkhawatirkan keselamatan pribadi mereka atau bahwa Cina melarang warganya bekerja di kantor negara itu "murni fiktif," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin dalam sebuah pengarahan di Beijing sebelumnya.
Pihak berwenang Lithuania mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah memanggil diplomat top mereka kembali dari Cina untuk konsultasi dan bahwa kedutaan akan beroperasi dari jarak jauh untuk saat ini.
Seperti kebanyakan negara, Lituania memiliki hubungan formal dengan Cina dan bukan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri dan diatur secara demokratis, yang dipandang Beijing sebagai wilayahnya.
Pada hari Rabu, 19 orang yang terdiri dari personel kedutaan dan keluarganya meninggalkan Beijing ke Paris, kata seorang sumber diplomatik kepada Reuters. Diplomat lain menyebut kepergian mereka sebagai tanggapan atas "intimidasi".
Berbicara kepada wartawan di Vilnius pada Kamis, Menteri Luar Negeri Gabrielius Landsbergis mengatakan bahwa pihak berwenang Cina telah memberi tahu para diplomat bahwa kartu identitas mereka akan segera tidak berlaku lagi.
"Kami diberi waktu yang sangat singkat...Kami meminta waktu yang lebih lama, hanya karena akan rumit untuk mengatur pengembalian itu begitu cepat. Kami tidak mendapatkan jawaban atas permintaan tersebut, dan orang-orang kembali secepat mungkin."
Perubahan sepihak status perwakilan suatu negara akan melanggar perjanjian internasional, katanya.
Kementerian luar negeri hina tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Landsbergis pada hari Kamis.
Cina telah menuntut Lithuania mengubah status kedutaan besarnya di Beijing menjadi kantor kuasa usaha yang lebih rendah. Ini mencerminkan perubahan yang dilakukan Cina terhadap kedutaannya sendiri di Vilnius sebagai tanggapan atas pembukaan kantor Lithuania di Taipei.
"Pihak Lithuania juga tidak pernah mengangkat masalah keamanan pribadi ke Cina," kata Wang.
"Jika pihak Lithuania tidak menghadapi kenyataan, jika tidak mencerminkan dan memperbaiki kesalahan tetapi mengabaikan tanggung jawabnya sendiri, maka itu hanya akan semakin menantang hubungan bilateral."
Cina mengatakan kepada perusahaan multinasional untuk memutuskan hubungan dengan Lithuania atau menghadapi penutupan dari pasar Cina, kata seorang pejabat senior pemerintah dan badan industri kepada Reuters.