Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CEO Meta Mark Zuckerberg makan malam dengan presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump di rumah pribadi Trump di Mar-a-Lago, Florida, pada Rabu, 26 November 2024. Zuckerburg adalah sosok yang mengendalikan Facebook, WhatsApp dan Instagram, sedangkan Trump merupakan calon orang nomor satu Amerika Serikat yang akan memimpin pada Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mark berterima kasih atas undangan makan malam bersama Trump dan diberi kesempatan bertemu anggota dalam timnya yang akan memimpin Amerika Serikat. Sekarang ini waktu yang penting bagi inovasi masa depan Amerika Serikat,” demikian keterangan Meta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan pada New York Times pertemuan di acara makan malam itu diinisiasi oleh Zuckerberg, yang mundur dari gerakan sensor Trump dan pendanaan untuk Partai Demokrat dalam pilpres 2020. Topik pembahasan Trump dan Zuckerburg tidak dipublikasi ke publik.
“Kami tidak boleh mengomentari rapat pribadi yang dilakukan,” kata Juru bicara Trump, Steven Cheung.
Sedangkan Wakil Juru bicara Trump, Stephen Miller, mengkonfirmasi acara makan malam itu karena Zuckerberg punya kepentingan dan agenda. Dalam wawancara dengan Fox News pada Rabu sore, 26 November 2024, Miller mengatakan Zuckerberg kepada Trump memperjelas sikapnya bahwa dia mendukung reformasi nasional Amerika Serikat di bawah Pemerintahan Trump.
Zuckerberg pernah memblokir Trump dari Facebook dan Instragram pada 2021 dengan alasan Trump punya andil dalam kerusuhan 6 Januari di gedung US Capitol. Kerusuhan itu buntut dari hasil pemilu 2020, di mana Partai Republik kalah dari Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden.
Selama kampanye 2020, Zuckerberg mendonasikan USD400 juta (Rp6,3 triliun) pada sejumlah institusi yang mayoritas dikuasai Partai Demokrat agar mendorong proses pemungutan suara yang lebih mudah dan demokrasi. Zuckerberg diketahui memfasilitasi apa yang digambarkan majalah Times sebagai benteng pemilu 2020 yang menguntungkan Biden dan wakilnya Kamala Harris.
Akan tetapi, belum lama ini Trump memperingatkan bahwa Zuckerberg bisa dituntut secara hukum jika dia kedapatan mencampuri pilpres AS. Namun dalam pilpres kali ini, Zuckerberg memuji Trump dengan menyebutnya ‘badass’ setelah lolos dari upaya pembunuhan pada kampanye di Pennsylvania. Bukan hanya itu, dia juga berjanji tidak akan mencampuri pilpres AS. Pada Oktober 2024, Trump dalam sejumlah wawancara mengatakan dia sekarang lebih menyukai Zuckerburg.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Tak Tahan dengan Sanksi, Unilever Keluar dari Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini