MEREKA protes, sambil berteriak dan melambaikan-lambaikan spanduk bertulisan Arab. Sckitar 600 kaum Uighur -- orang Cina keturunan Turki -- di Urumqi, ibu kota Xinjiang, turun ke jalan menentang kebijaksanaan pcmerintah Cina dalam urusan kelahiran bayi. Aksi di pertengahan Juni yang dilakukan oleh kaum minoritas itu merupakan rcaksi keras terhadap kebijaksanaan keluarga berencana (KB) yang baru dari pemerintah Beijing. Sebenarnya, aturan KB itu baru mulai diberlakukan Jumat pekan lalu. Tapi orang-orang Uighur rupanya terpancing oleh para pejabat yang pagi-pagi sudah menegur para pimpinan agama agar tak menentang aturan KB baru. Ketika orde baru mulai berkuasa di Cina, akhir 1970-an, kampanye KB "satu anak" dilancarkan dengan giat. Ketika itu sasaran utama KB adalah suku Han, yang merupakan mayoritas warga Cina. Adapun suku-suku minoritas, termasuk Uighur, diizinkan punya anak lebih dari satu. Aturan KB baru di Xinjiang -- daerah otonom yang berbatasan dcngan Mongolia dan Republik Soviet Kazakhstan -- rupanya kini dibalik. Kaum minoritas hanya dibolehkan punya anak paling banyak dua orang, sementara warga Han boleh melahirkan tiga atau empat anak. Tak diperoleh keterangan mengenai latar belakang aturan KB baru ini. Sebenarnya, populasi orang Uighur tak terhitung tinggi, meski biasanya mereka punya 10 anak. Dari 1955, kctika daerah otonomi Xinjiang berdiri, sampai kini, dari 6 juta Uighur hanya menjadi kurang dari 9 juta orang. Atau, pertumbuhan orang Uighur kurang dari 2% per tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini