Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengungkap bahwa akan ada pertemuan antara pemerintah Indonesia dan Rusia. Ini menjelang kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada Juni mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Langkah pemulanya akan berlangsung April nanti saat sidang komisi bersama Indonesia-Rusia dalam bidang perdagangan, ekonomi, dan kerja sama teknis di Jakarta,” kata Tolchenov saat menghadiri pameran lukisan “Rusia-Indonesia dalam Bingkai Seni” di Russian House, Jakarta Pusat, pada Rabu malam, 19 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tolchenov memperkirakan bahwa pertemuan akan digelar pada 14-15 April 2025. Indonesia akan diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sedangkan Rusia akan diwakili Wakil Perdana Menteri Pertama Denis Manturov.
Tolchenov menuturkan bahwa sejumlah isi yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut ialah penguatan kerja sama ekonomi, keuangan, investasi, perdagangan, dan pendidikan. Dia juga mengatakan bahwa sejumlah menteri kabinet Rusia dan gubernur dari beberapa daerah direncanakan hadir dalam pertemuan.
"Kami berupaya menjajaki kerja sama antara provinsi di Indonesia dengan sejumlah daerah Rusia," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan mengunjungi Rusia pada Juni 2025. Airlangga menuturkan kepala negara ke Rusia untuk membahas perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) blok ekonomi Eurasia Economic Union (EAEU).
Blok ekonomi EAEU beranggotakan lima negara pecahan Uni Soviet, yakni Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, and Rusia.
“Jadi Bapak Presiden akan berkunjung ke Rusia di bulan Juni. Diharapkan pada kunjungan tersebut principle agreement-nya sudah bisa ditandatangani,” kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 18 Maret 2025.
Dalam rapat dengan kepala negara sebelumnya, Airlangga juga membahas perjanjian dagang lain, antara lain Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“IEU CEPA tinggal dua isu tadi saya laporkan yang terkait dengan bea ekspor dan perizinan Impor. Dua-dua kami sudah laporkan ke Bapak Presiden,” katanya.
Perjanjian dagang lain yang dilaporkan Airlangga adalah Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). CPTPP adalah perjanjian dagang antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Inggris baru bergabung pada Desember 2024.
Airlangga mengatakan, bergabungnya Indonesia dengan CPTPP akan membuka pasar di Meksiko, Kanada, Peru, dan Inggris.
“Ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor, di mana tentu terjadi penurunan tarif langsung pada saat kita masuk dalam CPTPP,” ujarnya. “Standar CPTPP ini tidak menerapkan standar Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS). Jadi ini yang salah satu yang cukup baik dengan perjanjian CPTPP.”
Eka Yudha Saputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.