Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Duel ringan di perairan teluk

3 speedboat iran ditenggelamkan roket as. rudal iran menggempur baghdad. irak sebelumnya menghajar kapal tanker minyak iran. as mengimbau pembiayaan pengawalan di teluk ditanggung bersama.

17 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Duel ringan di perairan teluk
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DI kancah Teluk Persia, aba-aba memang tak perlu bagi pihak mana saja yang hendak membuka serangan. Juga buat AS, yang Kamis malam pekan lalu meroket tiga speedboat Iran hingga tenggelam. Tatkala patroli cepat Iran itu muncul di layar monitor helikopter MH-6, tanpa buang waktu tentara Amerika langsung memberondongnya. Alasan AS: Iran sudah menembak lebih dulu. Tak jelas siapa yang lancang tangan. Ketiga biduk, yang menurut laporan dari Iran tengah mengadakan patroli pada posisi 32 km dari Pulau Farsi (di bagian utara Teluk), praktis tanpa daya. Dari 12 orang di tiga speedboat itu, enam selamat dan diciduk kapal patroli AS. Karena luka parah, dua di antaranya meninggal, menyusul keenam kawannya yang sudah langsung tewas di tempat. Pihak AS kemudian menyatakan, serangan dilancarkan karena heli yang sedang melakukan observasi diserang lawan. Menurut Pentagon, insiden tersebut merupakan serangan Iran pertama yang langsung mengarah ke pasukan AS. Cuma meleset. "Orang-orang kami tentunya tidak harus terkena lebih dulu, baru membalas," kata Menhan Caspar Weinberger. Ia membantah Iran yang menuduh AS lebih dulu menyerang. Keesokannya, di sela-sela ibadat salat Tumat, Ketua Pengadilan Ayatullah Ardabili berfatwa di hadapan ratusan ribu warga Teheran. Berkaitan dengan peristiwa malam sebelumnya itu, ia berkata, "Kita ini hanya menghadapi dua soal, dibunuh atau membunuh. Bukan soal kalah atau menang, tapi perang ini harus kita laksanakan atas nama tugas agama." Sabtu pekan lalu, Komandan Pengawal Revolusi Rezai mengatakan, malam itu anggota pasukannya sempat menembakkan peluru Stinger, rudal antipesawat terbang yang sebenarnya buatan AS juga. Konon, salah satu heli terkena, "Karena terdengar ledakan dan cahaya memancar-mancar di langit," demikian pernyataan resmi Teheran. AS membantah. "Tak ada kapal kami yang rusak dan helikopter kami pun tetap utuh jumlahnya," kata juru bicara Pentagon Mayor AL Chris Baumann. Sejak AS terlibat di kawasan Teluk, dengan 30 kapal perang, kontak senjata Kamis malam merupakan peristiwa yang kedua kalinya. September lalu, heli AS dari jenis yang sama membabat Iran Ajr, yang dicurigai tengah menebarkan ranjau di perairan internasioal. Tampaknya ketegangan meningkat, tapi kedua belah pihak belum memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Baik AS maupun Iran berputar-putar saling tuduh. Dan sejauh ini, Teheran masih berkepala dingin. Mereka bahkan merintis langkah persiapan dalam upaya meningkatkan daya tempur di lautan (lihat Boks) Iran sadar berhadapan secara frontal dengan AS akan sangat riskan. Mereka juga memperhitungkan kekuatan menghadapi Saddam Hussein akan berkurang. Apalagi jalur peredaran minyaknya telah dipotong oleh serangan pesawat tempur Irak. Antara lain, sebuah tanker Iran (berbobot 239.435 ton) yang berbendera Liberia, akhir pekan lalu dihantam roket, saat tanker itu, Rova, menuju pangkalan minyak Pulau Kharg. Irak juga mengaku telah menembak kapal Iran yang lain, hari Sabtu itu. Yang pasti, pelayaran di sekitar terminal minyak Larak, di Selat Hormuz, diobrak-abrik pasukan Saddam Hussein. Jika serbuan semacam itu berlangsung terus-menerus, penjualan minyak Iran, yang mengisi 3,9% pasar minyak dunia dan selama ini diandalkaan sebagai sumber dana perang, bisa lumpuh. Belakangan ekspornya makin turun saja. Berhasil memanfaatkan kesempatan pada masa tenang Juli-Agustus lalu, dengan penjualan 2,2 juta barel per hari, ekspor Iran bulan berikutnya (September) turun menjadi 1,6 juta barel. Awal bulan ini, penjualannya cuma 1,3 juta barel setiap harinya. Jika sampai turun 1 juta, seperti yang diinginkan Irak melalui serangan-serangannya itu, maka tiba saatnya Khomeini harus berhitung lebih cermat untuk membiayai pasukannya. Apalagi balasan yang dilancarkannya seolah-olah sebuah upaya untuk tak kalah pamor, seperti serangan rudal Sabtu baru lalu yang membobol markas garnisun Al-Rashid, di Baghdad. Tapi Irak membantah, katanya serangan itu mengenai rumah tinggal penduduk sipil. Sebelumnya, Senin malam dan Selasa dinihari, serangan serupa juga dilancarkan Iran ke Baghdad. Dalam situasi begitu, menghadapi AS bukanlah satu keharusan, karena sasaran utama tetap Irak. Pihak AS juga tampaknya tidak mau ambil risiko terlalu jauh terutama karena trauma Vietnam masih terngiang. Akibat peristiwa Kamis pekan lalu itu, Kongres mendesak Reagan untuk menggunakan War Power Act (Akta Kewenangan Perang), agar tentara bisa dikerahkan. Tapi Reagan belum bereaksi. Barangkali karena persoalannya cukup pelik. Untuk tugas mengawal tanker Kuwait saja, AS sudah mulai kewalahan. Dan di samping ancaman Pengawal Revolusi Iran, mengoperasikan sebuah armada jelas menuntut biaya besar. Padahal, keperluan AS akan minyak Teluk hanya 4% dari kebutuhan totalnya. Jepang, yang 60% kebutuhan minyaknya dipasok dari kawasan panas itu, justru tak mengirimkan satu kapal perang pun. Begitu pula Jerman Barat, yang tak berperan apa-apa, tapi 10% kebutuhannya dijamin oleh perminyakan Teluk. Karena itu pula Caspar Weinberger belakangan mengimbau, agar pembiayaan kegiatan di Teluk ditanggung secara bersama oleh semua yang berkepentingan. Mohamad Cholid, Sharif Imam Jomeh (Teheran), kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus