AMERIKA Serikat menutup tahun 1983 L dengan kejutan. Pemerintahan Ronald, Reagan menyatakan, AS keluar dari UNESCO. Alasannya, antara lain, AS, yang menanggung seperempat anggaran rutin UNESCO, merasa tak mendapat untung dari badan itu. Keputusan AS keluar dari UNESCO, organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahun, dan kebudayaan, yang bermarkas di Paris, disampaikan Nyonya Jean Gerard, duta besar AS untuk UNESCO, 29 Desember lalu. Kata putus itu diambil Reagan atas rekomendasi Menlu George Shultz. "Rekomendasi (Shultz) itu berdasarkan pengalaman kami bahwa UNESCO telah bermain politik yang asing dari apa yang seharusnya ditangani. UNESCO telah memperlihatkan permusuhan terhadap pranata-pranata dasar kebebasan, khususnya kebebasan pasar dan kebebasan pers. Juga telah memamerkan anggaran yang berlebih-lebihan," kata juru bicara deplu AS, Alan lomber.' UNESCO didirikan di London, 1 November 1945, oleh 28 negara. Tujuannya: menyebarluaskan serta meningkatkan ilmu pengetahuan, dan mendorong pendidikan dengan saling pengertian sesama anggota. Tak ada hak veto diantara anggota, dan satu negara mendapat satu suara. Namun, setelah anggota UNESCO makin banyak, kini jumlahnya 161, gayanya kian tak disukai AS. Sejak tahun 1970-an, AS melihat UNESCO dikuasai Blok Timur dan negara-negara Dunia Ketiga. Ini, antara lain, terlihat bagaimana negara-negara Arab mengucilkan Israel, sahabat AS, dari badan PBB itu. Tahun 1974 kelompok negara Afrika mengorbitkan bekas menteri pendidikan Senegal Ahmadou Mahtar Mbow, menjadi direktur jenderal UNESCO. Kemenangan lain Dunia Ketiga adalah mengenai deklarasi media massa. Uni Soviet yang didukung Dunia Ketiga, memprakarsai deklarasi itu untuk membatasi arus berita dari Barat. Sewaktu pimpinan delegasi AS John Reinhardt, menandatangani deklarasi itu, ia mengutip kata-kata Thomas Jefferson: "Kami harus mentolerir kekhilafan sejauh masih ada kebenaran untuk melawannya." Sekarang, AS menganggap UNESCO tak dapat ditolerir lagi. Pemerintahan Reagan sejak 1980 telah berulang kali mcminta sistem manajemen dan program UNESCO diubah. Gaya Direktur Jenderal Mbow dianggap AS sebagai "kepemimpinan diktator". Anggaran UNESCO untuk tahun 1984-1985, yang dibicarakan November lalu, diputuskan Mbow tanpa menghargai pendapat AS. Anggaran yang diajukan Mbow mula mula US$ 386 juta. AS minta diturunkan menjadi US$ 300 juta. Mbow, yang kemudian bergerak di belakang layar, dengan lihai menyetir perdebatan menuju konsensus. Akhirnya, ia memutuskan anggaran diturunkan menjadi US$ 374 juta. Tapi AS tetap keberatan dengan angka itu. Salah satu proyek yang dianggarkan, tapi tak disetujui AS dan sekutunya, yakni program dua tahun untuk perubahan fundamental dalam komunikasi. Program yang disebut "orde informasi dunia baru" ini ada kaitannya dengan Deklarasi 1978, yang diprakarsai Soviet dan Dunia Ketiga. Untuk program ini, disediakan dana sekitar US$ 16 juta oleh Mbow untuk studi pembaruan media. Belum jelas bagaimana isi program itu, tapi menurut deparlu AS mengarah kepada "pemberangusan pers". Proyek UNESCO juga mencakup penerbitan buku-buku dongeng rakyat dari berbagai negara, penelitian, dan ekspedisi. Selain itu, UNESCO menunjang 1.600 sekolah, juga berkampanye mencari dana untuk proyek pemeliharaan benda bersejarah. Pemugaran Candi Borobudur, yang selesai tahun 1983, juga dapat bantuan UNESCO. Untuk tahun ini, UNESCO mungkin belum akan kesulitan menyelesaikan proyek-proyeknya. "Kami masih akan menanggung anggaran UNESCO untuk tahun 1984," kata perwakilan AS untuk UNESCO di Paris kepada koresponden TEMPO Nasir Tamara. Sebab, sesuai dengan peraturan PBB, keanggotaan AS di UNESCO baru akan putus setahun setelah pernyataan resmi. Namun, diduga ada kemungkinan AS menarik kembali pernyataan itu. Apakah AS telah salah melangkah? Surat kabar Washington Post dalam ulasannya menyatakan, pemerintahan Reagan telah dihadapkan pada pilihan: tetap menanggung biaya untuk bekerja dari dalam UNESCO atau keluar dan berhenti membayar supaya lembaga itu terhenti dan diperbarui. Rupanya, langkah kejutan itu yang dipilih AS. Diperhitungkan, bila AS jadi keluar pada 1985 nanti, UNESCO harus berjalan dengan anggaran yang berkurang 25%. Selama dua tahun, di pertengahan 1970-an, Direktur Jenderal Mbow pernah dirongrong kesulitan keuangan karena AS menyetop bantuannya gara-gara kritik UNESCO terhadap Israel. Tapi Mbow berhasil mengatasinya dengan mendapat pinjaman tanpa bunga dari negara-ncgara Arab. Bagaimana dengan anggaran UNESCO pada 1985 bila tanpa bantuan AS? Jauh-jauh hari Mbow telah mencanangkan untuk mencari bantuan dari lembaga-lembaga keuangan internasional. Namun, banyak anggota UNESCO pesimistis. Bahkan ada yang mcnyatakan Mbow, salah seorang calon kuat menggantikan Perez de Cuellar sebagai sekretaris jenderal PBB, akan mcngundurkan diri tahun 1987.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini