Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bayang-bayang hantu dari ...

7 Januari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 5 Maret 1953 Stalin wafat. Di balik tembok Kremlin yang tcbal dan dingin itu segera berkobar perebutan kekuasaan yang sengit. Lavrenti Pavlovich Beria. keDala dinas rahasia yang sangat ditakuti, berusaha menggabungkan Kementerian Keamanan Negara (MGB) dengan Kementerian Dalam Negeri (MVI)). Bila langkah ini berhasil, Beria akan langsung mengawasi seluruh kehidupan politik, berbagai operasi di luar negeri, milisi, 300.000 pasukan khusus, kamp konsentrasi, serta industri Soviet terpenting--termasuk program rudal dan nuklir. Tapi, anggota Politbiro yang lain, tcrutama Khrushchev, Malenkov, dan Molotov tahu betul nasib yang bakal menimpa mereka bila rencana Beria berhasil. Ketiga marsekal itu cepat bertindak. Pada 26 Juni 1953, mereka menangkap Beria. Tahun itu juga, dalam edisi Hari Natal, Pravda memberitakan penembakan mati sang tokoh yang, antara lain dituduh menjadi kaki tangan asing. Rezim baru segera menata kembaii seluruh lembaga keamanan nasional Soviet seperti yang juga dicita-citakan Beria. Reorganlsasi itu mencapai puncaknya pada 13 Marct 1954 dengan terbentuknya Komitet Gosdarstvennoy Bezopasnosti (KGB). Inilah lembaga yang berkuasa mulai dari Kaliningrad sampai Semenanjung Kamchatka, merekrut lebih dari sejuta agen di dalam dan luar negeri, dan-menurut para analis Barat-mesin keamanan negara dan spionase yang terbesar di dunia." Ketika Brezhncv berpulang, 7 November 1982, kita tidak tahu pasti apa yang terjadi di balik tembok Kremlin. Tapi, ada rujukan identik antara Yuri Vladimirovich Andropov, direktur KGB saat itu, dan Beria di masa lampau. Dalam sejarah Soviet, hanya Beria dan Andropov yang pernah mengepalai dinas rahasia selama 15 tahun. Juga hanya kedua tokoh itu pula di antara kepala dinas rahasia yang diangkat menjadi anggota Politbiro, lembaga inti partai yang sangat menentukan. Ketika Brezhnev meninggal, "generasi marsekal" sudah hampir seluruhnya tenggeIam ke dalam sejarah. Presidium Soviet Tertinggi tidak membutuhkan waktu panjang untuk menjatuhkan pilihan kepada Andropov, ahli hubungan luar negeri PKUS, memegang tampuk kekuasaan. Dialah kepala dinas rahasia pertama yang berhasil mencapai pucuk kepemimpinan partai komunis paling berkuasa di dunia. Secara teoretis, KGB berada di bawah pengawasan Dewan Menteri Soviet. Tapi, dalam kenyataannya, lembaga ini langsung bertanggung jawab kepada Politbiro. Direktur KGB menikmati hubungan lurus dengan ketua partai. Dalam banyak perkara, Politbiro pulalah yang merancang berbagai operasi Politbiro mengawasi KGB melalui departemen administrasi Komite Sentral PKUS. Karena itu, setiap perwira KGB haruslah anggota partai dan secara mutlak tunduk pada disiplin partai. PKUS mengelola KGB melalui birokrasi terpusat. Pada tiap musim semi, pimpinan KGB, yang dikenal sebagai "kolegium", menyiapkan rencana tahunan untuk diajukan ke Politbiro. Tahun anggaran baru selalu dimulai pada I Juli. Di bawah Andropov, KGB mengalami banyak perubahan. Secara tradisional, KGB selalu bermusuhan dengan angkatan bersenjata. Andropov, dengan keterampilan politiknya yang luar biasa, berhasil membina bahkan, merangkul tokoh-tokoh penting angkatan bersenjata ke pangkuan KGB. Sebelum kepeminpinan Andropov, KGB boleh dikatakan kumpulan bandit yang tidak bermutu. Sejak 15 tahun lampau, citra ini herubah perlahan. Andropov merekrut agen-agen baru dari otak paling cemerlang dunia akademi Soviet. "Kini. Iembaga itu menjadi tempat berhimpun tenaga pilihar dari berbagai perguruan tinggi," ujar Leonard Shapiro, spesialis Soviet dari London School of Economics . Andropov pula yang menetapkan kriteria baru untuk para calon anggota KGB la menuntut "orang yang sungguh sungguh jujur, luarbiasa berani, teguh dalam perjuangan melawan musuh, taat me- laksanakan tugas, dan siap mengorbankan diri sendiri untuk membela kepentingan rakyat." Adalah di bawah kepemimpinan Andropov KGB memperluas jaringan operasinya melalui pos diplomatik dan perdagangan di seluruh dunia. "Kini, tak ada lagi tempat yang bebas dari agen KGB," ujar seorang analis Jerman Barat. Tapi, lebih dari jaringan operasi di luar negeri, KGB juga mesin yang ampuh melindungl kepentlngan Soviet di dalam negeri Sesuai dengan lambangnya, lembaga sekuriti ini dijuluki "pedang dan perisai" partai dan negara. Markas besar KGB, di Dzerhinsky Square No. 2, Moskow, di mata penduduk Soviet tak ubahnya bayang-bayang hantu yang mengikuti mereka kemana saja. Di balik markas besar ini, yang terletak sekitar satu kilometer dari Kremlin, terdapat penjara Lubyanka, pangkalan "transit" puluhan ribu warga Soviet sebelum berangkat ke kamp konsentrasi, pembuangan, atau ke makam tak dikenal.Paling tidak, tiga kepala dinas rahasia dari aman Stalin pernah mendekam di penjara ini: Genrikh Yagoda, Nikolai Yezhov, dan Beria. Di bawah Andropov, para perwira KGB menduduki semua posisi kunci di angkatan bersenjata, dan lembaga penting Soviet lainnya. Sebagian besar perduduk Soviet bahkan tak berani menyebut nama KGB terang-terangan. Dengan hanya mengatakan "komite", atau "kantor itu", sudah pasti maksudnya ke sana. Tapi, di bawah Andropov pula, KGB memasuki langgam kerja yang baru. Suasana teror, seperti di zaman Stalin, dikurangi. Angka penembakan tengah malam di penjara lubyanka menurun. Penggerebekan ke rumah warga kota juga tak segencar dulu. Gaya yang Iebih "Barat" diperkenalkan oleh tokoh yang fasih berbahasa Inggris dan paham beberapa bahasa asing lainnya itu. Bukan berarti KGB melempem. Andropov justru memberikan tekanan khusus ke dalam negeri. Ia memaklumkan perang terhadap "korupsi, kemalasan, dan semua bentuk ketidaktaatan." Ia secara khusus pula memberikan perhatian terhadap gerak-gerik kaum ccndekiawam Seperti dikatakan Helene Carrere d'Encausse, seorang Sovietolog Prancis, "Andropov datang ke KGB dengan dua tugas: menata kembali perangkat polisi yang efisien dan mengubahnya menjadi perkakas partai yang modern dan efektif." Kedua tugas itu dilaksanakannya dengan baik. Pengganti Andropov, Viktor Chebrikov, jelas dari kaliber berbeda. Kendati 13 tahun bertugas sebagai deputi Andropov, ia tak berhasil menguasai "ilmu" sang kamerad. Begitu ditinggal Andropov, lebih dari 60 pejabat perwakilan Sovict yang dicurigai sebagai agen KGB diusir dari berbagai negeri. Selain pengusiran di AS, Inggris, Spanyol, dan Australia, kegiatan mata-mata Soviet juga tercium di Malaysia, Indoncsia, Singapura, dan India. Padahal, selama ini, kekuatan KGB justru terletak pada humint, bidang intel yang mengerahkan tenaga manusia. Dalam hal comint (intel komunikasi) dan elint (intel elektronis), ia konon kalah jauh dari CIA. Kini, dengan Andropov - yang dijuluki "elang berbulu merpati" - tcrbaring sakit, KGB juga sedang bersiap menjadi saksi (atau otak?) perebutan kekuasaan di pucuk Kremlin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus