Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Laju Infeksi Covid-19 di India Turun Drastis

Berita internasional dalam sepekan.

26 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ratusan makam tanpa pengenal ditemukan di bekas sekolah asrama Katolik di Kanada.

  • Surat kabar pro-demokrasi Hong Kong, Apple Daily, ditutup setelah 26 tahun beroperasi.

  • India berhasil menekan laju infeksi Covid-19 gelombang kedua.

INDIA

Laju Infeksi Covid-19 Turun Drastis

SETELAH hantaman gelombang kedua pandemi Covid-19, laju infeksi penyakit akibat virus corona itu di India terus menurun. Angka rata-rata infeksi harian sudah berkisar 50 ribu atau turun delapan kali lipat dalam sebulan terakhir. Pembatasan ketat aktivitas masyarakat dan penggenjotan program vaksinasi menjadi kunci keberhasilan India meredam penularan penyakit tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gelombang kedua penyakit itu muncul sejak awal Maret lalu dan membuat sistem kesehatan serta petugas medis kewalahan. Pemerintah India memperketat kembali protokol kesehatan serta memperbanyak jumlah tes untuk melacak rantai penularan serta menekan penyebaran penyakit. Sejak merebak pada Maret tahun lalu, Covid-19 telah menjangkiti lebih dari 30 juta penduduk India dan sekitar 393 ribu orang meninggal akibat penyakit itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan Kementerian Kesehatan India menyebutkan perbaikan suplai vaksin Covid-19 berperan besar dalam membantu penanganan pandemi. Lebih dari 6 juta dosis vaksin diberikan kepada masyarakat pada 24 Juni lalu. Tiga hari sebelumnya, India bahkan berhasil memberikan lebih dari 8 juta dosis vaksin untuk publik. Negara itu telah menggelontorkan lebih dari 300 juta dosis vaksin selama 160 hari program vaksinasi.

Perdana Menteri India Narendra Modi memuji para petugas medis dan masyarakat yang telah menyokong program vaksinasi massal. “Vaksin masih menjadi senjata terkuat kita melawan Covid-19,” katanya seperti dilaporkan The Hindustan Times.


KANADA

Kuburan Massal Anak Pribumi

RATUSAN makam tanpa pengenal kembali ditemukan di lahan bekas sekolah asrama untuk anak-anak pribumi, Marieval Indian Residential School, di bagian tenggara Saskatchewan, Kanada. Kepala suku Cowessess, Cadmus Delorme, menyatakan radar tim pemeriksa mendeteksi 751 titik yang diperkirakan sebagai makam. “Kami akan memastikan lagi, tapi jelas lebih dari 600 jasad dikubur di sana,” ucap Delorme seperti dilaporkan NPR pada Kamis, 24 Juni lalu.

Temuan ini kembali membuat Kanada geger. Pada Mei lalu, sebanyak 215 jasad anak-anak pribumi Kanada ditemukan di lokasi bekas sekolah asrama di Kamloops, British Columbia. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengaku sangat sedih atas penemuan makam-makam ini. Dia menyebutkan luka dan trauma yang dialami penduduk pribumi menjadi tanggung jawab pemerintah.

Seperti dilaporkan BBC, sekolah Marieval, yang berada di lokasi tempat tinggal suku Cowessess, dioperasikan otoritas gereja Katolik pada 1899-1997. Fasilitas itu satu dari 130 sekolah asrama yang didanai pemerintah dan dioperasikan otoritas keagamaan dengan alasan demi asimilasi kaum muda pribumi. Ada sekitar 150 ribu anak pribumi yang diambil dari keluarga mereka dan dimasukkan ke sekolah-sekolah tersebut. Kekerasan fisik dan seksual yang dilakukan pengurus sekolah memaksa banyak murid kabur.


HONG KONG

Surat Kabar Apple Daily Ditutup

Salinan edisi terakhir Apple Daily, yang diterbitkan oleh Next Digital, dari kios koran di Hong Kong, Cina, 24 Juni 2021. REUTERS/Lam Yik

RIBUAN orang di Hong Kong menggelar aksi solidaritas untuk mendukung surat kabar Apple Daily yang ditutup pada Kamis, 24 Juni lalu, setelah beroperasi selama 26 tahun. Hari itu, sebanyak 1 juta eksemplar edisi terakhir koran tersebut ludes dibeli masyarakat. Staf media itu membalasnya dengan membungkukkan badan dan mengucapkan terima kasih dari balkon kantor.

Apple Daily adalah surat kabar yang kerap membuat pemerintah Cina gerah. Sepekan sebelum pengelolanya menghentikan penerbitan, polisi menggerebek kantor media itu. Pemerintah menyatakan Apple Daily melanggar undang-undang keamanan nasional dan terlibat konspirasi dengan pihak asing. Polisi menahan pemimpin redaksi Ryan Law dan sejumlah petinggi surat kabar itu. Pemerintah juga membekukan aset Apple Daily senilai lebih dari US$ 2,3 juta.

Kepala Asosiasi Jurnalis Hong Kong Ronson Chan menyebutkan kebebasan berpendapat kian terancam lewat kasus ini. “Saya cemas orang-orang bisa dipenjara karena tulisan mereka,” tuturnya seperti dilaporkan BBC.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus