Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Eks Ketua DPR AS Kritik Pidato Netanyahu, Sebut yang Terburuk

Mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi tidak menghadiri pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS.

25 Juli 2024 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden AS Joe Biden menandatangani "Undang-Undang Penghormatan terhadap Perkawinan", dikelilingi oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, Ketua DPR Nancy Pelosi, Senator AS Tammy Baldwin, Rep. Jerry Nadler, Senator AS Susan Collins, pria kedua Doug Emhoff, ibu negara Jill Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris selama upacara penandatanganan di South Lawn di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Desember 2022. Undang-undang penting tersebut melindungi pernikahan sesama jenis di AS. REUTERS/Kevin Lamarque

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengecam pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hadapan Kongres AS pada Rabu, 24 Juli 2024 sebagai pidato “terburuk” dari pejabat asing yang pernah bicara di Kongres. Pelosi, tokoh berpengaruh dalam Partai Demokrat, bergabung dengan puluhan anggota parlemen yang memboikot atau menolak hadir di pidato Netanyahu.
 
“Presentasi Benjamin Netanyahu di DPR hari ini merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang pernah diundang dan mendapat kehormatan untuk berpidato di Kongres Amerika Serikat,” katanya di media sosial X, Rabu.
 
Pelosi melewatkan pidato tersebut untuk bertemu dan mendengarkan para anggota keluarga sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza, juga kerabat orang-orang yang tewas dalam serangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
 
Pelosi berbagi di X, “Banyak dari kita yang mencintai Israel menghabiskan waktu hari ini untuk mendengarkan warga Israel yang keluarganya menderita setelah serangan teror dan penculikan Hamas pada tanggal 7 Oktober.”
 
“Keluarga-keluarga ini meminta kesepakatan gencatan senjata yang akan memulangkan para sandera – dan kami berharap Perdana Menteri akan meluangkan waktunya untuk mencapai tujuan tersebut,” tulisnya.
 
Pernyataan dari Pelosi menyorot kesenjangan yang semakin besar antara Netanyahu dan Partai Demokrat. Partai itu semakin kritis terhadap Netanyahu karena ia tampak ragu-ragu untuk mengegolkan kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas yang didukung oleh Presiden Joe Biden.
 
Selain Pelosi, sejumlah tokoh Demokrat lainnya juga melewatkan pidato Netanyahu. Anggota kongres Becca Balint, dalam pernyataannya, mengatakan Netanyahu seharusnya tidak disambut di Amerika Serikat. “Pidatonya di Kongres tidak akan memajukan tujuan perdamaian dan keamanan bagi warga Israel dan Palestina, melainkan berfungsi sebagai distraksi dari kegagalan kepemimpinan Perdana Menteri,” tulisnya.


 
Salah satu anggota Partai Republik bahkan mengatakan dia tidak akan hadir. “Tujuan Netanyahu berpidato di depan Kongres adalah untuk memperkuat posisi politiknya di Israel,” kata Thomas Massie di X. “Saya tidak merasa ingin menjadi pendukung, jadi saya tidak akan hadir.”
 
Sekitar setengah dari anggota DPR dan Senat Partai Demokrat akhirnya tidak hadir untuk menonton pidato panjang tersebut. Dalam pidatonya, Netanyahu menepis kritik terhadap kampanye militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 39 ribu penduduk Palestina. 
 
Netanyahu juga memuji Biden atas dukungannya terhadap Israel dan mendorong Kongres untuk menggandakan dukungan militer dan keuangannya. “Agar kekuatan peradaban bisa menang, Amerika dan Israel harus berdiri bersama,” katanya, sambil berterima kasih kepada Presiden Biden atas “setengah abad persahabatannya” dengan Israel.
 
Dalam postingan X, Senator AS Bernie Sanders mengatakan Netanyahu “bukan hanya penjahat perang. Dia pembohong.”
 
“Semua organisasi kemanusiaan sepakat: Puluhan ribu anak menghadapi kelaparan karena pemerintahan ekstremisnya terus memblokir bantuan,” kata Sanders. “Israel ingin dia keluar dari jabatannya. Jadi dia datang ke Kongres untuk berkampanye.”
 
Selama Netanyahu berpidato, anggota parlemen Rashida Tlaib – satu-satunya orang keturunan Palestina di Kongres AS – mengenakan syal keffiyeh sambil mengangkat tanda kayu bertuliskan “penjahat perang” dan “bersalah atas genosida.” Untuk diketahui, jaksa di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah merekomendasikan Netanyahu untuk didakwa atas kejahatan perang di Gaza.
 
Di luar gedung Capitol, pidato Netanyahu disambut dengan protes massal yang berujung pada penangkapan setidaknya 11 orang, menurut Departemen Kepolisian Metropolitan D.C. 
 
Para pengunjuk rasa yang menuntut Amerika Serikat menghentikan bantuan militer ke Israel terlihat mengibarkan bendera Palestina dan membakar bendera Amerika di luar Union Station di Washington. Kurang dari satu mil jauhnya, polisi menggunakan semprotan merica pada ribuan massa yang berdemonstrasi.
 
Netanyahu mengatakan dalam pidatonya bahwa pengunjuk rasa anti-Israel di Amerika “seharusnya malu pada diri mereka sendiri”, sekaligus menuding mereka didukung oleh Iran. “Yang kami tahu, Iran mendanai protes anti-Israel yang sedang terjadi di luar gedung ini,” katanya.
 
THE HILL | REUTERS

Pilihan editor: 5 Kota Teraman di Dunia Menurut Forbes Advisor, Singapura Juaranya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus