Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan kedua sahabat itu, kali ini, bukanlah perjumpaan biasa. Anwar Ibrahim yang saat ini menghirup udara bebas dan digadang-gadang akan jadi Perdana Menteri Malaysia sangat ceria ketika ditemui karibnya dari Indonesia, Fahmi Idris, di rumah sakit Cheras Rehabilitation Hospital, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa petang, 15 Mei 2018, waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anwar sehat dan sangat ceria ketika saya temui di rumah sakit," kata Fahmi kepada Tempo, Rabu, 16 Mei 2018. Fahmi melanjutkan, "Bahkan Anwar tertawa keras ketika tahu saya harus tiga kali meminta izin kepada instansi terkait untuk bezoek dia."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anwar Ibrahim dijenguk Mantan Menaker Fahmi Idris di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia. Dok.Fahmi Idris
Anwar dan Fahmi bersahabat karib ketika keduanya masih belia. "Kami berdua bersahabat sejak 1967, sehingga hubungan kami seperti saudara," kata Fahmi. "Ketika saya mendengar Anwar mendapatkan kemalangan dan dirawat di rumah sakit, saya menengoknya."
Namun, untuk menemui Anwar di rumah sakit, kata Fahmi, bukanlah perkara mudah. "Semula saya meminta izin kepada Duta Besar, tapi saya diarahkan ke kepolisian."
Dari kepolisian, Fahmi diminta membuat surat ke Kementerian Dalam Negeri Malaysia. "Wuah saya merasa dipingpong," tuturnya melalui telepon kepada Tempo. "Tapi, tak apalah. Prosedur itu tetap saya lalui. Saya membuat surat ke Kementerian Dalam Negeri Malaysia dan alhamdulillah dipenuhi sehingga saya bisa menemui Anwar di rumah sakit."Anwar Ibrahim dijenguk Mantan Menaker Fahmi Idris di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia. Dok.Fahmi Idris
Fahmi mengatakan, "Herannya, saya dibikin seperti bola pingpong diketahui Anwar. Dia tertawa terbahak-bahak atas kejadian ini."
Menurut Fahmi, ada kue dari Indonesia kesukaan Anwar. Dia sengaja menyiapkan untuk oleh-oleh ketika menemui Anwar di rumah sakit. "Kue itu namanya lapis legit. Tapi, sayangnya ketinggalan karena saya buru-buru."
Anwar Ibrahim dinyatakan bebas dari hukuman setelah mendapatkan pengampunan dari raja. Pimpinan de facto Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu sebelumnya dihukum pada 2015 karena didakwa melakukan sodomi terhadap ajudannya. Perdana Menteri Mahathir Mohamad akan memberikan jalan kepada Anwar untuk menggantikan posisinya setelah dia jabat selama satu atau dua tahun.