Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan bilateral Indonesia – Rusia di bidang perdagangan mengalami kemajuan pesat. Pada 2019, total nilai perdagangan kedua negara ditargetkan naik menjadi US$5 miliar atau sekitar Rp68,4 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Indonesia dan Rusia itu saling melengkapi, berbeda dengan hubungan Indonesia dan negara-negara ASEAN, yang saling bersaing,” kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia, M. Wahid Supriyadi, di kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia, di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Dia menjelaskan total nilai perdagangan Indonesia – Rusia periode Januari – November 2017 sebesar US$.3.27 miliar. Jumlah ini naik 25.2 persen dibanding 2016, yang tercatat sebesar US$.2.6 miliar.
Perdagangan Indonesia ke Rusia pada 2017 surplus US$.1.69 miliar. Kondisi yang sama juga terjadi pada 2016, yang mengalami surplus US$.1.8 miliar.
Sepanjang Januari sampai November 2017, ekspor Indonesia ke Rusia naik 24.5 persen. Ekspor tertinggi adalah minyak kelapa sawit, karet, kopi, teh, cokelat dan tekstil. Sebaliknya, Rusia mengekspor gandum dan potasium ke Indonesia. Rusia merupakan salah satu produsen gandum terbaik di dunia.
Namun meskipun secara statistik hubungan perdagangan Indonesia – Rusia mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir, pemerintah Indonesia masih belum puas karena nilai perdagangan tersebut masih di bawah Vietnam dan Singapura. Wahid menjelaskan, saat ini negara - negara ASEAN saling berkompetisi memperebutkan pasar Rusia yang ditinggalkan Uni Eropa karena embargo terhadap negara Beruang Merah itu.