Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

El Salvador Tolak Pulangkan Pria yang Salah Dideportasi

Presiden El Salvador dan pejabat Amerika Serikat mengatakan tidak ada dasar untuk pemulangan Kilmar Armando Abrego Garcia

15 April 2025 | 11.20 WIB

Presiden El Salvador Nayib Bukele. Dok. Presidencia de la Repblica de El Salvador
Perbesar
Presiden El Salvador Nayib Bukele. Dok. Presidencia de la Repblica de El Salvador

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden El Salvador Nayib Bukele menegaskan tidak akan memulangkan seorang pria yang dideportasi secara keliru ke negaranya dari Amerika Serikat. Ini sebuah langkah yang kemungkinan akan memperumit kebuntuan antara Presiden Donald Trump dan peradilan Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilansir CBS News, Bukele, Trump, dan pejabat tinggi AS mengklaim di Ruang Oval pada Senin bahwa tidak ada dasar untuk memulangkan Kilmar Armando Abrego Garcia, yang mereka tuduh sebagai anggota geng MS-13. Geng ini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh presiden AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mahkamah Agung AS pekan lalu menegakkan perintah pengadilan yang lebih rendah bahwa pemerintah federal harus "memfasilitasi dan melaksanakan pemulangan" Abrego Garcia, seorang warga negara El Salvador yang dikirim ke penjara keamanan maksimum yang terkenal di El Salvador bulan lalu. Pejabat Trump mengakui deportasi pria itu sebagai "kesalahan administratif".

Abrego Garcia telah membantah tuduhan bahwa ia adalah anggota MS-13, dan seorang hakim imigrasi AS pada 2019 mengatakan ada "kemungkinan penganiayaan di masa mendatang" jika ia dikirim kembali ke El Salvador.

Namun ketika ditanya di Ruang Oval apakah ia akan mengembalikan Abrego Garcia ke AS, Bukele menjawab, "Tentu saja saya tidak akan melakukannya. Maksud saya, pertanyaannya tidak masuk akal, bagaimana saya bisa menyelundupkan teroris ke Amerika Serikat? Saya tidak punya wewenang untuk memulangkannya ke Amerika Serikat.”

Presiden El Salvador itu menambahkan bahwa ia juga tidak akan membebaskan Abrego Garcia di El Salvador. “Kami tidak suka melepaskan teroris ke negara kami.”

El Salvador telah menjadi mitra penting dalam upaya Trump untuk mendeportasi migran tidak berdokumen dari AS. Washington membayar San Salvador US$6 juta pada Maret untuk menahan lebih dari 260 migran.

Bukele mengatakan ingin terus membantu presiden AS dalam deportasi, sementara Trump mengatakan mitranya melakukan “pekerjaan yang fantastis” dan bahwa kemitraan antara kedua negara “sangat, sangat efektif”. Trump menambahkan telah meminta Bukele untuk membangun lebih banyak penjara di El Salvador.

Jaksa Agung AS Pam Bondi dan wakil kepala staf Gedung Putih Stephen Miller mengatakan nasib Abrego Garcia adalah keputusan El Salvador.

"Itu terserah El Salvador jika mereka ingin memulangkannya. Itu bukan terserah kami," kata Bondi.

Ia mengklaim Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa jika El Salvador "ingin memulangkannya, kami akan memfasilitasinya, artinya menyediakan pesawat".

Miller berkata,"Ia adalah warga negara El Salvador. Sangat arogan... untuk mengatakan bahwa kami bahkan akan memberi tahu El Salvador cara menangani warga negara mereka sendiri."

Ia berpendapat bahwa Mahkamah Agung AS "menyatakan dengan jelas bahwa baik menteri luar negeri maupun presiden tidak dapat dipaksa oleh siapa pun untuk secara paksa mengambil warga negara El Salvador dari El Salvador".

Menteri Luar Negeri Marco Rubio menambahkan, “Kebijakan luar negeri Amerika Serikat dilakukan oleh presiden Amerika Serikat, bukan oleh pengadilan. Dan tidak ada pengadilan di Amerika Serikat yang berhak menjalankan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.”

Komentarnya menggemakan argumen yang dibuat oleh departemen kehakiman, yang mengatakan dalam pengajuan pengadilan pada Ahad bahwa “pengadilan federal tidak memiliki kewenangan untuk mengarahkan cabang eksekutif untuk menjalankan hubungan luar negeri dengan cara tertentu”. Pengadilan belum memutuskan masalah tersebut.

Mahkamah Agung AS tidak memberikan kualifikasi apa pun mengenai apakah El Salvador ingin mengembalikan Abrego Garcia. Mahkamah memutuskan bahwa perintah pengadilan yang lebih rendah secara tepat mengharuskan pemerintah untuk "memfasilitasi" pembebasannya dari tahanan El Salvador.

Mahkamah Agung pada Kamis mengatakan pemerintahan Trump harus memfasilitasi pembebasan pria tersebut, yang tinggal di Maryland, dari tahanan, tetapi memerintahkan proses tambahan di hadapan pengadilan distrik federal.

Hakim Pengadilan Distrik AS Paula Xinis telah memerintahkan Departemen Kehakiman AS untuk memberikan informasi terbaru setiap hari tentang upaya mereka untuk memulangkan Abrego Garcia.

Dalam pengajuan pada Senin, Departemen Kehakiman AS mencatat komentar Presiden Bukele di Ruang Oval. Pengajuan tersebut juga mengatakan bahwa "DHS tidak memiliki kewenangan untuk secara paksa mengeluarkan orang asing dari tahanan domestik negara berdaulat asing."

Pengacara Abrego Garcia bersikeras bahwa kliennya tidak berafiliasi dengan MS-13, dan tidak pernah didakwa atau dihukum atas tindak pidana apa pun di AS atau El Salvador. Pemerintahan Trump mengakui bahwa deportasinya ke penjara dengan keamanan tinggi di El Salvador yang dikenal sebagai CECOT adalah "kesalahan administratif."

"Menurut pemahaman saya berdasarkan laporan resmi dari Kedutaan Besar kami di San Salvador, Abrego Garcia saat ini ditahan di Pusat Penahanan Terorisme di El Salvador," kata Michael G. Kozak, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, dalam pengajuan pengadilan pada Jumat.

"Dia hidup dan aman di fasilitas itu. Dia ditahan sesuai dengan kedaulatan dan otoritas domestik El Salvador."

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, istri Abrego Garcia, Jennifer Vasquez Sura, mengatakan "pemerintahan Trump dan Bukele terus memainkan permainan politik dengan hidupnya."

Pemerintahan Trump mengirim penerbangan deportasi dengan sejumlah warga negara asing yang mereka gambarkan sebagai anggota geng Tren de Aragua dan MS-13.

Analisis oleh "60 Minutes" minggu lalu menunjukkan bahwa 75 persen warga Venezuela yang dikirim ke CECOT di El Salvador tidak memiliki catatan kriminal.

Setidaknya 22 persen dari pria dalam daftar tersebut memiliki catatan kriminal di Amerika Serikat atau di luar negeri. Sebagian besar adalah pelaku tindak pidana tanpa kekerasan seperti pencurian, pengutilan, dan penyerobotan. Sekitar selusin dituduh melakukan pembunuhan, pemerkosaan, penyerangan, dan penculikan. Tidak jelas apakah ada catatan kriminal untuk 3 persen lainnya.

Di antara mereka yang dideportasi adalah Abrego Garcia, yang tinggal di Maryland bersama istri dan anak-anaknya. Ia adalah penduduk asli El Salvador, dan istrinya adalah warga negara AS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus