Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Etuna, pusila, tembak !

Kiyoshi wakamiya, 37, wartawan free-lance jepang, di dengar kesaksiannya tentang penembakan aquino benigno oleh komisi pengusut yang dipimpin oleh corazon agrava. wawancaranya dengan seiichi okawa. (ln)

7 April 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA ada orang yang namanya cepat terkenal tapi jiwanya terancam, dialah Kiyoshi Wakamiya. Mengikuti perjalanan terakhir Aquino dari Taipei ke Manila, wartawan free-lance Jepang ini telah menggemparkan dua benua karena kesaksiannya yang berani dan kontroversial. Keterangannya tentang pemerintah Filipina yang mendalangi pembunuhan Aquino telah menyebabkan ia terpaksa pindah rumah lima kali. Wakamiya, 37, bulan lalu didengar kesaksiannya oleh Komisi Pengusut yang dipimpin Corazon Agrava. Selang beberapa hari kemudian, ia ditemui koresponden TEMPO Seiiehi Okawa di lantai tiga sebuah mansion di Tokyo. Perjaka ini ber-jeans biru tua dengan jaket sewarna yang dihias lencana Aquino. Dalam wawancara dengan Okawa, ia membeberkan banyak foto dan memutarkan video sekitar pembunuhan misterius itu. Kutipannya: Dua petugas keamanan swasta di bandar udara Manila menyatakan pada Komisi Agrava bahwa Aquino ditembak di tangga sebelum melangkah ke landasan. Apakah ini cocok dengan kesaksian Anda? Saya pernah menyatakan, Aquino ditembak ketika ia mulai jalan selangkah dua langkah sesudah turun tangga. Yang mana yang benar saya tidak tahu, tapi perbedaannya cuma satu dua langkah. Sebaliknya, menurut film rekonstruksi pemerintah Filipina, Aquino ditembak sesudah jalan lima atau enam langkah. Ini bohong besar. Bagaimana Anda sampai pada kesimpulan pemerintah Filipina merencanakan dan melakukan pembunuhan atas Aquino? Pertama, karena tentara yang mengantar Aquino telah menembaknya. Kedua, drama pembunuhan itu selesai dalam hanya 1 menit 20 detik, kecepatan yang luar biasa. Ketiga, Presiden Marcos berani mengatakan pada wartawan televisi bahwa Aquino ditembak ketika mendekati mobil Avsecom. Ternyata, jauh dari situ. Keempat, Imelda membantah punya kontak dengan Aquino. Padahal, secara tidak langsung, lewat seorang yang menerima telepon Aquino, tanggal 20 Agustus malam, Imelda tahu bahwa korban punya rencana kembali ke Manila. Tentang adanya rencana ini, Imeida menjawab "no comment". Kelima, mengapa tiga Avsecom yang mengawal Aquino turun tidak didengar kesaksiannya oleh Komisi Agrava? Bukankah sesudah dites, tangan dua dari tiga orang itu terbukti dilekati bubuk mesiu? Apakah 50 pertanyaan Komisi Agrava Anda jawab semua? Ya, tanya jawab itu mulai pukul 09.30 pagi, berakhir 21.30 malam. Semua saya jawab. Ketika itu, saya bilang bahwa pemerintah Filipina telah melancarkan monkey operation. Menurut Anda, siapa kira-kira yang menembak Aquino? Di dalam video yang direkam ABC dari AS dan TBS dari Tokyo, terdengar suara-suara, mulai Aquino berdiri dari kursi pesawat, sampai dia ditembak. Ketika Aquino mulai turun tangga ada suara akono akono op etuna ya op pusila pusila. Akono dalam bahasa Tagalog berarti saya yang akan melakukannya, etuna berarti dia datang, dan pusila, tembak. Menurut analisa ahli suara Dr. Matsumi Suzuki, akono pertama adalah suara Sersan Lat, akono berikutnya suara Sersan De Mesa, sedangkan kata etuna dan pusila diucapkan Letnan Dua Castro. Begitu habis kata pusila, terdengar bunyi tembakan satu kali. Inilah tembakan yang mematikan Aquino. Menurut Dr. Suzuki, keotentikan suara seseorang bisa ditentukan bila ada rekamannya paling sedikit 2,5 detik. Suara ketiga orang itu, dengan demikian benar 99%. Sewaktu masih di Taipei, benarkah Aquino sudah tahu bahwa ada rencana pembunuhan menanti dirinya di Manila? Tanggal 20 Agustus malam, di Grand Hotel Taipei, Aquino menerima telepon dari Jenderal Agile yang menyebutkan ada rencana penembakan atas dirinya. Cara yang dipilih "double murder", berarti "double structure", yang dalam kamus para teoris berarti "tembak orang, kemudian tembak satu lagi yang nanti diangkat sebagai pembunuh." Tapi malang, Jenderal Agile bersama istrinya meninggal dunia sebulan sesudah penembakan Aquino, dalam kecelakaan lalu lintas yang aneh dan misterius. Mereka dikabarkan terjepit di antara dua mobil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus