KLINIK Cleveland, AS, tidak sempat menolongnya. Ada kebocoran di salah satu pembuluh darah jantung, bencana fatal yang tiba-tiba merenggut nyawa presiden Guinea Ahmed Sekou Toure, Senin pekan lalu. Telah pergi "gajah Afrika", pemimpin yang melambangkan martabat kekuatan dan sepanjang 26 tahun masa pemerintahannya. Jenazahnya Sabtu silam disemayamkan di stadion olah raga Conakry untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Guinea. Pemerintah Guinea, yang kini dipimpin P.M. Dr. Louis Lansana Beavogui, menetapkan masa berkabung 40 hari. Lewat lima hari sehabis berkabung, barulah penggantinya akan dipilih. Calon yang punya peluang terbesar adalah Dr. Beavogul sendiri, di samping saudara tiri Almarhum, Menteri Pertambangan IsmaeI Toure, dan kemenakannya, Menteri Perhubungan Siaka Toure. Tinggi, kukuh, dan tampan, Sekou Toure amat menonjol sebagai satu-satunya pemimpin dari sebuah negara Afrika merdeka yang dapat bertahan begitu lama. Untuk tetap di puncak, kabarnya, ia tidak segan menindas lawan-lawan politiknya. Tercatat 3.000 tahanan politik, 17 menteri dihukum mati, 18 lainnya dijatuhi hukuman seumur hidup. Sebagai tokoh nonblok benua hitam Afrika, la lebih mengesankan pribadi yang antikolonialis, ketimbang Marxis. Sekou menerima bantuan dari Barat dan Timur, tapi negerinya yang kaya mineral belum terangkat ke tahap kemakmuran. Dengan bumi kaya bauksit, berlian, besi, dan minyak, Guinea bukannya sejahtera, tapi justru tercatat sebagai satu dari 25 negara termiskin di dunia. Dilahirkan 9 Januari 1922 dalam keluarga petani miskin, Sekou tumbuh seorang otodidak yang gemar membaca, menguasai bahasa Prancis dengan karier politik yang cepat menanjak. Tahun 1955 ia menjabat anggota parlemen, tahun 1958 memimpin perjuangan Guinea hingga merdeka dari Prancis. "Guinea memilih miskin dalam kemerdekaan daripada kaya dalam perbudakan" adalah kata-kata Sekou Toure yang terkenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini