Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Fabian ver bicara

Kesaksian jenderal fabian ver, kepala badan intelejen, di depan komisi pengusut agrava (pembunuhan aquino). (ln)

14 April 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMAT lalu Jenderal Fabian Ver tidak mengecewakan Komisi Pengusut Agrava dan 700 orang yang siap mendengar kesaksiannya. Kepala staf angkatan bersenjata Filipina dan kepala badan inteligen nasional itu siap dengan sejumlah jawaban, sedangkan dua pekan lampau ia berhalangan datang karena tugas ke selatan. Ver, 64, mengungkapkan beberapa detail baru, tapi dalam garis besar tidak berbeda dengan keterangan sebelumnya. Tokoh militer yang amat dekat dengan Marcos dan keluarga presiden ini menegaskan, tidak ada unsur pemerintah yang terlibat dalam pembunuhan bekas Senator Benigno Aquino 21 Agustus tahun lalu. Ia pun mengulangi adanya informasi tentang rencana pembunuhan Aquino yang di perkuat informasi lain dari sarang pemberontak komunis Tentara Rakyat Nasional (NPA). Namun, seperti bermaksud menyesatkan, jenderal itu mensinyalir bahwa teman sejawa korban di kalangan oposisi juga patut dicurigai. "Jujur saya katakan bahwa kemungkinan ini ada . . . ," ucapnya, yang disambut riuh oleh pendengar. Dilaporkannya juga soal operasi "Empat Bunga" dan nama sandi "Baby" untuk agen yang menelusup ke sarang NPA. "Kesimpulannya, Aquino akan dibunuh sesampainya di Manila," kata Ver, sesuai dengan informasi yang diperoleh korban ketika masih di Taipei. Yang justru menarik ialah keterangan Ver bahwa beberapa kedutaan Filipina mengirimkan informasi khusus tentang perjalanan pulang Aquino, termasuk dari Singapura, dua hari sebelum pembunuhan terjadi. Keterangan ini mengisyaratkan bahwa Manila melacak langkah Aquino untuk maksud tertentu. Menghilangnya istri tertuduh Galman Lina Lazaro - sesudah diambil petugas militer bisa dijadikan petunjuk dalam gelap. Nasib yang sama menimpa dua teman wanita Galman, Ana dan Catherine, yang juga lenyap tak tentu rimbanya. Dalam sidang Jumat itu, keluarga mereka mengacungkan plakat bertuliskan: "Jenderal Ver, apakah Ane dan Catherine juga telah mati?" Kuat dugaan, kedua wanita itu tahu banyak tentang Galman, karena itu dihabisi. Bukti-bukti tidak ada, lagi pula Jenderal Ver toh tenang-tenang saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus