Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Paham golongan fasisme antara lain berciri pemerintahan diktator, superioritas, militerisme. Fasisme berkembang di Italia saat Benito Mussolini berkuasa pada 1922. Benito Mussolini seorang politikus yang memimpin Partai Fasis Nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip buku, Fascism, keunikan fasisme adanya percampuran berbagai teori yang paling radikal dan reaksioner. Teori radikal mencakup berbagai gagasan tentang ras, agama, ekonomi, sosial, dan moralitas. Banyaknya percampuran teori dan gagasan membuat definisi dan corak fasisme menjadi berlainan di antara berbagai negara.
Apa saja doktrin dalam fasisme?
Mengutip buku Sejarah Ideologi Dunia, ada empat doktrin dan gagasan utama dari fasisme.
- Doktrin ras unggul
Doktrin keunggulan dan superioritas bagian dari konsep sentral dalam fasisme. Fasisme memandang rasial manusia tidak sama. Ada ras superior dan inferior. Ras superior telah ditentukan secara alamiah untuk menguasai inferior. Ras superior merasa berhak untuk memperbudak golongan bangsa inferior
- Antisemitisme
Pandangan mengenai ras unggulan memunculkan sikap kebencian terhadap golongan bangsa lainnya, khususnya Yahudi dalam fasisme Jerman dibawah Nazi. Kebencian itu dalam berbagai bentuk. Adapun bentuk yang paling halus dilihat dari sindiran. Ada pula caci maki hingga yang paling kasar dan kejam seperti penyiksaan dan pembantaian massal orang Yahudi. Sikap itu bentuk dari anti-semitisme.
- Totalitarianisme
Fasisme tak hanya sekadar sistem organisasi politik atau pemerintahan. Fasisme antara lain juga keseluruhan kehendak dan pemikiran. Totaliter menjadi watak dasar fasisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Totalitariansime merupakan sistem pemerintahan yang tidak memberikan kebebasan individu, sehingga mengontrol seluruh aspek kehidupan. Totaliter berkaitan dengan pemerintahan yang menindas hak pribadi dan mengawasi segala aspek kehidupan warganya
- Doktrin elite dan pemimpin
Fasisme percaya manusia secara alamiah dan kodrati telah ditentukan untuk menjadi penguasa dan yang dikuasai. Sebagian manusia dianggap memiliki kualitas yang superior, sedangkan yang lainnya tidak.
Doktrin itu merupakan konsep takdir sosial (social destiny) dalam fasisme. Menurut doktrin itu, massa atau rakyat kebanyakan tak berhak dan tidak memiliki kemampuan memerintah. Sebab fasisme memandang hanya elite saja yang memiliki kualitas kemampuan memerintah. Demokrasi dalam fasisme adalah ilusi politik yang tak akan pernah terwujud dalam kenyataan.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.