Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Roma -Hari ini 19 Juli pada tahun 1943, kubu Sekutu mengebom Ibu Kota Italia, Roma dalam kecamuk Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari History. hari itu adalah pertama kali di masa Perang Dunia II, pasukan Sekutu mengebom Kota Roma di Italia.
Pengeboman Kota Roma adalah serangan yang kontroversial karena di dalam Kota Roma ada Vatikan yang notabene adalah negara netral dan dianggap sebagai pusat umat Katolik. Pengeboman itu menewaskan sekitar 40.000 warga sipil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengeboman di Kota Roma itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah pada 19 Juli dan layak dikenang dunia. Dikutip dari buku Elections in Europe, tak lama kemudian referendum dilakukan menyusul kekalahan Italia dalam Perang Dunia II.
Hingga tahun 1946, Italia adalah negara kerajaan yang dipimpin oleh Wangsa Savoia. Namun, Benito Mussolini (yang didukung oleh raja) kemudian menambahkan sistem fasisme setelah Pawai ke Roma pada tanggal 28 Oktober 1922.
Partai Fasis Nasional di bawah pimpinan Benito Mussolini berkuasa dari tahun 1922 hingga 1943. Kaum fasis memberlakukan pemerintahan totaliter dan menghancurkan oposisi politik dan intelektual, sambil mempromosikan modernisasi ekonomi dan nilai-nilai sosial tradisional, serta melaksanakan pemulihan hubungan dengan Gereja Katolik Roma.
Pada masa fasisme, Italia merupakan negara besar sebagai salah satu kekuatan utama Kubu Poros pada Perang Dunia II. Kemudian Italia mulai beralih ke Sekutu Sekutu pada September 1943 setelah mengusir Mussolini dan mematikan Partai Fasis di daerah selatan Roma yang dikendalikan oleh penjajah Sekutu.
Meski demikian, masih tersisa negara fasis di Italia utara yang terus berperang melawan Sekutu, yakni Republik Sosial Italia (negara boneka dari Jerman) yang masih dipimpin oleh Mussolini dan loyalis Fasis.
Persimpangan lorong di dalam bunker rahasia pemimpin Fasis, Benito Mussolini, di bawah kediaman pribadinya di Vila Torlonia, Roma, Italia, 25 Oktober 2014. REUTERS/Remo Casilli
Tak lama setelah perang, ketidakpuasan sipil menimbulkan referendum konstitusi 1946, yang mempertanyakan bentuk negara Italia, apakah tetap monarki atau menjadi republik. Italia memutuskan untuk meninggalkan monarki dan membentuk Republik Italia, negara Italia yang ada saat ini.
Menurut buku History of The World War (2019) karya Saut Pasaribu, Beberapa negara yang menganut paham ultranasionalisme salah satunya adalah Italia dengan Irredenta.
Dengan paham itu, tiga negara tersebut menjadi fasis, sehingga merasa berhak untuk menguasai negara dan bangsa lain demi meningkatkan kesejahteraan negaranya.
Fasisme adalah suatu paham yang mengutamakan negara di atas segalanya untuk negara. Sehingga pengertian negara fasis yaitu negara yang menganut paham absolut atau mutlak. Kemunculan fasis di Italia berawal dari kepemimpinan Benito Mussolini. Dirinya mendirikan Fascis Italiani di Combattimento atau Partai Fasis yang revolusioner.
Pada 1922, partai tersebut berhasil memenangkan pemilu dan Benito dilantik menjadi Perdana Menteri oleh Raja Victor Immanuel III. Dalam perkembangannya, Benito memaksa raja untuk menyerahkan tahta kerajaan kepadanya. Ia mengukuhkan dirinya sebagai Il Duce atau sang pemimpin.
Berikut hal-hal yang dilakukan Benito Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia:
-Semangat Italia Irredenta melandasi penyatuan bangsa Italia.
-Memaksa Raja Victor Immanuel III untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya
-Memperkuat angkatan perang
-Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare -Nostrum atau Laut Kita
-Menduduki Ethiopia dan Albania
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Dari Lahirnya Partai Nazi di Jerman Terbitlah Perang Dunia II