Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Filipina, dengan mengenakan pakaian tradisional, memainkan marimba bambu dan membagikan kalung hingga hadiah kepada pelancong China pertama mereka sejak sebelum pandemi. Manila berusaha memikat kembali wisatawan setelah China menghapus pembatasan Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Setelah tiga tahun, saya mengunjungi Manila lagi dari China. Rasanya luar biasa, begitu banyak tempat yang menyenangkan," kata Anthony Lee, seorang pengusaha China berusia 38 tahun pada Selasa, 24 Januari 2024. Dia termasuk di antara sekitar 200 penumpang yang tiba dengan penerbangan Xiamen Airlines ke Manila, pertama sejak 2020.
Pelancong China tidak perlu lagi dikarantina saat pulang, menyusul dilonggarkannya dihapuskannya Covid-19. Pemesanan liburan telah melonjak dari China, negara dengan pasar perjalanan luar negeri terbesar di dunia pada 2019.
China adalah pasar pariwisata terbesar kedua Filipina. Menurut data pemerintah, kedatangan turis China ke Filipina tercatat 1,7 juta pengunjung pada 2019.
Hanya 39.627 orang dari China yang berkunjung tahun lalu, ketika Filipina mulai melonggarkan pembatasannya.
"Saya belum pergi ke negara mana pun. Saya sangat senang sekarang," kata Atsushih Amemye, 28 tahun, setelah melewati imigrasi.
Pengeluaran global tahunan sebesar US$255 miliar atau sekitar Rp3,9 kuadriliun oleh turis China terhenti selama pandemi dan meninggalkan lubang keuangan di pasar pariwisata Asia.
Filipina menargetkan 4,8 juta turis asing tahun ini, setelah 2,6 juta pada 2022. Adapun negeri Mutiara Laut Orien itu terkenal dengan pantai berpasir putih halus dan kehidupan lautnya yang subur.
"Kami mengantisipasi lebih banyak turis China yang akan datang, yang akan sangat membantu kami dalam upaya kami mengubah dan memulihkan industri pariwisata," kata Menteri Pariwisata Christina Garcia Frasco kepada wartawan.
"Niat kami tidak hanya untuk mendapatkan kembali jumlah pra-pandemi kami, tetapi untuk melampauinya," ujarnya menambahkan.
REUTERS