Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Garis Tegas Khatami

1 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMENTARA Amerika Serikat bersiap-siap menjatuhkan ”hukuman” terhadap Iran, Presiden Mohammad Khatami sedang berjuang keras menyelamatkan program reformasi di negerinya. Kubu Khatami berusaha meloloskan undang-undang yang membatasi kekuasaan kelompok konservatif, yang sekarang mengontrol Dewan Pengawas (yudikatif di Iran). Pertempuran antara dua kubu yang berlangsung sejak 1997 inilah yang sebenarnya membuat proses menuju demokrasi tak kunjung selesai. Perseteruan antara kubu Khatami yang reformis dan Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin Dewan Pengawas, memang sedang panas-panasnya. Dua pekan lalu, 127 anggota parlemen yang reformis menyerang keras kubu konservatif dengan tuduhan telah menghalangi program reformasi sekaligus menyeret Iran menuju kehancuran. ”Mungkin sepanjang sejarah belum pernah kondisi Iran sesensitif saat ini. Iran kisruh saat AS berusaha mengubah peta geopolitik di kawasan,” demikian bunyi pesan yang beredar dari kelompok reformis. Pernyataan bernada ”putus asa” itu memang cukup masuk akal. Sebab, sejak Khatami menjadi presiden, tak henti-henti kekuasaannya ditantang oleh Dewan Pengawas yang konservatif itu. Dewan itu memiliki kekuasaan besar: bisa mengadili orang atau kelompok yang dianggap menentang. Korbannya sudah banyak. Aktivis reformasi, wartawan, serta mahasiswa yang menyuarakan kebebasan dan penegakan hak asasi manusia diadili dan dihukum, tak jarang hingga ke hukuman mati. Khatami dan kubunya hanya bisa mengontrol di area pemerintahan, bukan di pengadilan. Untuk itulah mereka berusaha menekan kekuasaan Dewan Pengawas dengan meloloskan beberapa undang-undang, termasuk yang menghapus kewenangan dewan tersebut mengangkat pejabat publik. Khatami sebenarnya sudah mencetak banyak pembaruan di masa pemerintahannya. Dia berhasil membangun hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Arab (secara etnis, Iran adalah Persia). Khatami juga berhasil membuka hubungan dengan Eropa dan AS. Karena langkah-langkahnya yang progresif, Khatami juga berhasil menempatkan lebih banyak reformis di parlemen. Untuk itulah rakyat kebanyakan, anak muda dan perempuan, mendukung Khatami. Namun, karena di dalam tubuh pemerintahan sendiri terjadi pertikaian tanpa akhir, urusan lain pun banyak yang terbengkalai. Perekonomian Iran yang sangat bergantung pada minyak (Iran produsen minyak terbesar kesembilan di dunia) juga gagal bangkit kembali. Saat ini masalah dalam negeri ditambah dengan tuduhan melindungi Al-Qaidah. Tapi Khatami tampaknya tak gentar dengan berbagai tuduhan AS. Dalam pidatonya di depan para pemimpin negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), Rabu pekan lalu, Khatami menyerukan dukungan terhadap bangsa Palestina dan rakyat Irak dalam menentang penjajah. Khatami jelas menarik garis tegas dengan AS. BB (Washington Post, The Economist, Time)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus