Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagian interior majelis tinggi parlemen Jepang pada Senin, 29 Juli 2019, merampungkan renovasi yang ditujukan meningkatkan akses bagi angota parlemen penyandang disabilitas yang akan memasuki gedung itu pekan ini. Diantara renovasi yang dilakukan adalah memperluas ruang bagi angggota parlemen itu sehingga kursi roda mereka bisa masuk dan dibuat jalan khusus bagi kursi roda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari reuters.com, Senin, 29 Juli 2019, ada dua anggota parlemen majelis tinggi yang penyandang disabilitas, yakni Yasuhiko Funago dan Eiko Kimura, yang lolos dan memenangkan pemilu pada 21 Juli 2019 lalu. Funago dan Kimura berasal dari kelompok oposisi Jepang dan telah menjadi simbol perubahan di suatu negara yang telah lama mendorong kalangan disabilitas agar tidak muncul ke muka umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk mereka (Funago dan Kimura) sehingga mereka tidak menemui kendala,” kata juru bicara majelis tinggi Jepang, Koji Ono.
Yasuhiko Funago, anggota Parlemen Jepang yang penyandang disabilitas. sumber: Kyodo News
Biaya renovasi ini menggelontorkan biaya sekitar 700 ribu yen atau sektiar Rp 90 juta. Kimura menderita cerebral palsy (CP), sedangkan Funago mengalami Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), yakni sebuah penyakit saraf yang penderitanya secara bertahap kehilangan kontrol pada otot-ototnya.
Pada akhir pekan lalu, sejumlah tenaga bangunan mengeluarkan dua kursi dari ruang parlemen dan memasang sejumlah peralatan medis serta komputer. Mereka juga memperlebar jarak sekitar 15 cm antara pintu dan ruang untuk duduk.
“Tidak ada kata-kata yang pas untuk menggambarkan kegembiraan saya,” kata Funago, Jumat, 26 Juli 2019.
Jepang pertama kali memilih anggota parlemen penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda pada 1977. Ketika itu, di gedung parlemen Jepang tidak ada toilet khusus penyandang disabilitas dan anggota parlemen yang terpilih itu harus digotong saat mau menaiki tangga.