Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gencatan Senjata Gagal, Israel Hizbullah Kembali Saling Serang

Israel Hizbullah saling menyerang di tengah pelanggaran gencatan senjata yang telah berubah menjadi mematikan.

3 Desember 2024 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Reruntuhan bangunan Romawi pada hari kedua gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di kota Baalbek, Lebanon timur, 28 November 2024. REUTERS/Thaier Al-Sudani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar sembilan orang tewas dan tiga orang luka-luka pada Senin, 2 Desember 2024, akibat serangan Israel di dua kota di Lebanon selatan, yakni Talousa dan Haris. Militer Israel mengklaim serangan mereka itu untuk menyerang puluhan anggota Hizbullah di seluruh wilayah Lebanon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya pada hari yang sama, otoritas Lebanon melaporkan dua kematian tambahan akibat serangan Israel di bagian lain Lebanon selatan, termasuk seorang anggota keamanan negara yang tewas saat bertugas, sehingga jumlah korban tewas hari itu menjadi 11 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Reuters, serangan Israel terbaru terjadi tak lama setelah Hizbullah menuding Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan menembakkan rudal ke posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan, yang disebut kelompok Hizbullah sebagai serangan peringatan defensif.

Warga Beirut mengatakan mereka mendengar pesawat nirawak terbang di atas kepala pada ketinggian rendah di sore hari. Baku tembak tersebut menempatkan gencatan senjata Israel Hizbullah yang ditengahi Amerika Serikat semakin rapuh dalam waktu kurang dari seminggu setelah di berlakukan. Gencatan senjata tersebut melarang Israel melakukan operasi militer ofensif di Lebanon, sementara Lebanon mewajibkannya untuk mencegah kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah, melancarkan serangan terhadap Israel.

Militer Israel melaporkan tidak ada korban dari dua peluncuran rudal Hizbullah, tetapi Perdana Menteri Isreal Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan respons yang keras terhadap Hizbullah. Di sisi berseberangan, Hizbullah mengatakan tembakan roketnya, operasi pertama yang diumumkan kelompok itu sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu lalu, merupakan balasan atas pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan Israel.

Ketua parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang merundingkan gencatan senjata atas nama Lebanon, mengatakan Beirut telah mencatat sedikitnya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak Rabu lalu.

Kantor berita resmi Lebanon NNA mengatakan tentara Israel menembakkan dua peluru artileri ke arah kota Beit Lif di distrik Bint Jbeil di Lebanon selatan, sementara tembakan senapan mesin berat menargetkan Yaroun. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kedua insiden tersebut.

Berri mendesak komite yang bertugas memantau gencatan senjata untuk segera memastikan Israel menghentikan pelanggarannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan periode gencatan senjata awal sering kali rapuh, tetapi secara umum berhasil mengurangi kekerasan.

"Kami terlibat melalui mekanisme dengan Prancis, Israel, dan Lebanon untuk menyelidiki dan menangani laporan pelanggaran," ujarnya.

Lebanon dan Israel saling menuduh tentang pelanggaran gencatan senjata. Pada Senin pekan ini, Lebanon mengatakan pelanggaran tersebut telah berubah menjadi mematikan.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyebut satu orang tewas dalam serangan udara Israel di Marjayoun, sekitar 10 km dari perbatasan utara Israel. Selain itu, badan keamanan negara Lebanon mengatakan serangan pesawat nirawak Israel di Nabatieh menewaskan seorang anggota pasukannya, menyebut insiden itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap gencatan senjata.

Tentara Lebanon mengatakan pesawat nirawak Israel menyerang buldoser tentara di dekat perbatasan Suriah dan melukai seorang tentara.

Militer Israel belum mau berkomentar perihal insiden di Marjayoun dan Nabatieh. Mereka hanya mengatakan telah menargetkan kendaraan militer di dekat infrastruktur Hizbullah di Lembah Bekaa, Lebanon, dan dekat perbatasan Suriah.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar membantah melakukan kesalahan. Dia menuduh Hizbullah memindahkan senjata ke selatan Sungai Litani yang bertentangan dengan perjanjian.

"Israel berkomitmen untuk keberhasilan pelaksanaan gencatan senjata, tetapi kami tidak akan menerima kembalinya situasi seperti pada 6 Oktober 2023," kata Saar dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Penyiar publik Kan melaporkan utusan Amerika Serikat Amos Hochstein, yang menjadi perantara gencatan senjata, memperingatkan Israel atas dugaan pelanggaran. Berkenaan dengan itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan "pukulan keras" terhadap Hizbullah, dengan mengatakan kelompok itu telah membuat kesalahan besar dengan menargetkan wilayah Israel.

Sumber: Reuters 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus