Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Giliran binaisa

Golfrey binaisa, 60, diangkat menjadi presiden uganda, menggantikan lule tanggal 20 juni 1979. adi amin sedang mempersiapkan perang gerilya melawan pemerintah. (ln)

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUASANA di Uganda, sampai pekan silam masih bau mesiu dan amis darah. Presiden Yusufu Lule, 68 tahun, pengganti Idi Amin hanya mampu bertahan 69 hari di kursi kepresidenan. Dewan Permusyawaratan Nasional (NCC) tak lagi mengakuinya sebagai Kepala Negara. Setelah ia merombak kabinetnya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan NCC. "Keputusan ini diambil untuk menyelamatkan rakyat Uganda dari kekuasaan Lule," pernyataan lembaga legislatif sementara itu. Lule, dilantik 13 April lalu, digantikan oleh Godfrey Binaisa, 60 tahun, bekas Jaksa Agung dalam pemerintahan Presiden Milton Obote, di tahun 1962. Ia, ketika Idi Amin memerintah, juga hidup dalam pengasingan. Lima tahun terakhir berdiam dan menjadi pengacara di New York dan London. Ia dikukuhkan sebagai Kepala Negara, 20 Juni kemarin. Pengangkatan Binaisa mendapat restu dari Presiden Tanzania, Julius Nyerere. Tanzania, mengirimkan 40.000 tentara ke Uganda, punya andil besar dalam penggulingan Amin. putusan pendepakan Lule, semula ia juga direstui Nyerere, bukan tak berekor. Sepuluh ribu demonstran turun ke jalan meneriakan: "Lule Yekka (Hanya Lule)." Pasukan Tanzania, masih tinggal di Uganda, terpaksa melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan para pendukung Lule. Menurut sumber rumah sakit di Kampala, tercatat 3 orang tewas dan 50 demonstran luka-luka. Esoknya, 21 Juni, Yoweri Museveni, Menteri Pertahanan yang diangkat Binaisa mengeluarkan pernyataan melarang semua bentuk demonstrasi. Tapi keadaan di Uganda masih tak menentu. Lule, dalam percakapan lewat telpon dengan koresponden British Broadcasting Corporation (BBC), masih menyatakan diri sebagai Presiden Uganda yang sah. Tidak diketahui dari mana ia melakukan percakapan tersebut. Menurut sumber BBC, mengutip pengakuan Lule, ia berbicara dari Entebbe. Pemerintah baru membantah, dan mengatakan Lule, bekas dosen Universitas Makere di Uganda itu telah bertolak ke London, 2 hari setelah penggulingan. Pengumuman pemerintah Binaisa itu masih disangsikan. Sampai minggu lalu, tak terbetik bahwa Lule telah tiba di London. Sumber lain mengatakan ia masih di Uganda. Mempersiapkan perang gerilya Mungkin. Sebab Lule, berasal dari suku Baganda, punya pengikut yang cukup besar. Binaisa, sekalipun juga berasal dari kelompok yang sama, kelihatan kurang mendapat dukungan dari rakyatnya. Ia agak pro Barat, dan diduga ingin mendudukkan kembali Obote di tampuk pemerintahan. Obote, digulingkan Amin tahun 1971, sejak itu hidup dalam pengasingan di Dar es Salaam, Tanzania dikabarkan akan segera pulang ke Kampala. Ia adalah Presiden Uganda pertama ketika negeri itu mendapat kemerdekaan dari Inggeris, 8 tahun lalu. Ia berasal dari suku Langi, kelompok yang bermusuhan dengan Baganda. Akan pulangkah dia? Masih teka-teki. Dari Dar es Salaam, Obote mengatakan bahwa ia tidak berniat untuk pergi kemana-mana. Tapi Binaisa menurut demonstran stand-in Obot, telah menyalakan lampu hijau untuk menerima kedatangannya. "Obote akan diterima dengan tangan terbuka", katanya. Binaisa mengakui bahwa ia telah berhasil menguasai keadaan di Uganda. Cuma masih sukar dipercaya. Buktinya, Museveni ketika pulang dari Mpigi menuju Kampala dicegat oleh massa. Kendaraan yang ditumpanginya rusak. Tapi, ia selamat. Demonstran juga menyerang kantor polisi Mpigi, tak jauh dari ibukota Uganda, tempat yang dikunjungi Menteri Pertahanan itu. Di antara tokoh demonstran terdapat Kayanja Njangi, bekas Perdana Menteri Kerajaan Buganda. Dari Nairobi, Kenya tersiar pula kabar bahwa Amin, menyingkir di bagian tenggara Uganda, tengah mempersiapkan perang gerilya melawan pemerintah. Daerah ini belum dikuasai oleh tentara pendudukan Tanzania. Berita itu ditulis Daily Telegrap, akhir Mei lalu mengutip Daniel Walterner, 37 tahun, warga Amerika Serikat yang tinggal di sana ia memperkirakan Amin disertai 500 tentara dan mempunyai sejumlah kendaraan lapis baja. Kepala Negara Libya, Kol. Gaddafi, dikenal punya hubungan dekat dengan Amin, membenarkan kabar tersebut. Melihat kenyataan itu, para peninjau politik memperkirakan Binaisa tampak tak akan bertahan lama. Tapi, tokoh berikutnya yang akan tampil masih tanda-tanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus