KEMELUT di Nikaragua masih belum berakhir. Ribuan kilogram bahan
peledak telah disemburkan tentara pemerintah ke pusat pertahanan
gerilyawan Sandinista. Tapi tetap tidak berhasil menundukkan
mereka. Malah berbagai kota telah jatuh ke tangan mereka
termasuk Leon, kota kedua terbesar di negeri itu.
Di tengah hiruk-pikuk kekalahan pasukan pemerintah, Presiden
Anastasio Somoza masih mendongakkan kepala. "Saya akan tetap
sebagai Kepala Negara, teguh seperti batu karang," katanya.
Pernyataan itu disampaikannya dari tempat persembunyiannya di
lereng gunung yang menghadap kota Managua. Pekan lalu, untuk
pertama kali lokasi pertahanan Somoza itu diserang kaum gerilya
dari udara.
Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter menganggap situasi di
Nikaragua sudah demikian serius. Penasehatnya, Zbigniew
Brzezenski dimintanya untuk tetap di Washington, dan mengikuti
perkembangan negeri itu. Carter berada di Tokyo, pekan lalu
untuk menghadiri pertemuan 7 kepala negara industri.
Dag-dig-dug
Dari perkembangan ini, kejatuhan Somoza kelihatan tinggal
menunggu waktu. Indikasi itu terlihat dari sikap Organisasi
Negara Amerika (OAS) yang semula berusaha mengirimkan missi
perdamaian ke Nikaragua, setelah bersidang di Washington, 2
pekan lampau malah menuntut Somoza meletakkan jabatan. Ditambah
lagi, kini sudah 6 negara -- Meksiko, Kosta Rika, Ecuador,
Panama, Brasil dan Peru -- yang memutuskan hubungan diplomatik
dengan rezim Somoza. Dan 3 negara -- Kuba, Granada dan Panama --
telah memberi pengakuan pada pemerintah sementara yang dibentuk
Sandinista, bersamaan sidang OAS.
Tuntutan OAS dan keputusan beberapa negara tetangganya itu
ternyata tak membuat Somoza gentar. Ia malah menganggap usul OAS
sebagai intervensi terhadap urusan dalam negeri Nikaragua.
Kendati demikian, orang sempat juga dag-dig-dug, ketika Somoza
mengundang Kongres untuk bersidang, 15 hari lalu. Banyak yang
menyangka ia akan menetapkan penggantinya. Ternyata ia cuma
minta Kongres mencari jalan keluar yang damai.
Usaha itu mungkin sudah terlambat. Sejak kelompok gerilyawan
pimpinan Comandante Cero berhasil menduduki istana kepresidenan
di Managua, akhir tahun lalu pengaruh Sandinista makin berakar
di kalangan rakyat. Kaum moderat juga mulai menghimpun diri di
bawah bendera mereka. Tapi tak sedikit pula yang kuatir terhadap
Sandinista. "Bila kemenangan kelak di fihak FSLN (Sandinista),
nasib kami pun belum tentu. Tapi lebih baik Somoza sekarang
turun, dan soal itu nanti saja difikirkan," kata seorang
pengusaha Nikaragua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini