MEREKA basah kuyup. Lima puluh orang datang unjuk rasa di gubernuran Oaxaca, selatan Meksiko, menuntut perumahan yang layak, air minum, dan listrik bagi jutaan petani miskin. Dalam masa kampanye pemilihan presiden, pekan lalu, aksi massa Rabu pekan lalu itu agaknya memang tak bisa dipisahkan dari acara yang mencerminkan demokrasi. Dengarlah, selain mereka menyerukan tuntutan, juga menyatakan dukungan. "Petani Oaxaca mendukung Anda. Hidup Presiden Lazaro Cardenas." Lazaro Cardenas, presiden Meksiko di 1930-an? Para petani rupanya tak melupakan semacam landreform yang pertama kali dilakukan Cardenas. Waktu itu sang presiden membagikan 18 juta hektar tanah pertanian kepada petani, dan menjanjikan akan meneruskan pembagian itu. Tapi kekuasaan keburu pindah tangan. Maka, kata mereka, "Pemerintah melupakan kami. Mereka datang kepada kami bila membutuhkan suara kami." Boleh jadi mereka memang memanfaatkan kesempatan: pemilihan presiden yang dilangsungkan Rabu pekan Ini. Bila nama Cardenas disebut-sebut, salah seorang calon presiden kini adalah putra bekas presiden itu, Cuauhtemoc Cardenas. Tapi yang memanfaatkan kesempatan justru lawannya, calon presiden dari kubu Partai Kelembagaan Revolusioner (PRI), partai yang berkuasa kini, Carlos Salinas de Gortari. Salinas langsung berjanji akan membantu mereka. Salinas, 40 tahun, kini menteri anggaran dan perencanaan, adalah arsitek yang menjalankan perombakan besar-besaran dalam perekonomian Meksiko. Di kepala orang inilah hari depan Meksiko dipertaruhkan. Dan Presiden Miguel de la Madrid sendiri yang mencalonkan Salinas sebagai penggantinya. Tapi bukan hanya karena itu bila Salinas dijagokan. Kebijaksanaannya memang telah menyelamatkan Meksiko. Dialah menteri yang berani memangkas anggaran belanja pemerintah, melakukan swastanisasi ratusan perusahaan pemerintah, bahkan menutup perusahaan pemerintah yang tak menguntungkan. Selain itu, mengurangi berbagai subsidi pemerintah dan melakukan kebijaksanaan pembatasan impor. Dengan caranya itu ia menyetop inflasi. Cadangan devisa negara bisa meningkat sampai 50% setelah meninggalkan ketergantunan rada minyak. dan mendoron ekslor komoditi di luar minyak. Dengan begitu industri di negeri berpenduduk 81,7 juta itu dipaksa bersaing ketat. Dua tahun lalu 68% penghasilan Meksiko berasal dari minyak, tapi ketergantungan itu merosot menjadi hanya 42% di tahun lalu. Memang, Salinas belum bisa sama sekali menekan inflasi. Menurut pengamat ekonomi, dibandingkan krisis devaluasi yang terjadi pada tahun 1976, dan kemudian efek nasionalisasi bank-bank pada tahun 1982 yang mengakibatkan Meksiko menderita krisis ekonomi hebat -- krisis ekonomi yang terjadi sekarang boleh dianggap hal biasa. Dan itu karena jasa Salinas yang menempuh strategi mengombinasikan swastanisasi dan liberalisasi perdagangan. Dengan langkah itu, tingkat inflasi yang pada Januari mencapai 15,5 persen, pada Mei lalu dapat ditekan sampai hanya 1,9 persen. Kendati angka itu baru merupakan perhitungan di kertas, sepak terjang Salinas menjadi andalan kubu PRI. Dalam kampanyenya sekarang, sudah tampak bahwa kalangan swasta hampir sepenuhnya berdiri di belakang dia. Singkat kata, yang dilakukan Salinas di Meksiko hampir sama dengan yang dilakukan Gorbachev di Soviet dengan perestroikanya. Dan persamaan itu hampir lengkap bila gebrakan Salinas di bidang politik dianggap menyerupai glasnost. jauh menjelang kampanye, tangan kanan Presiden De la Madridini mengatakan bahwa ia menginginkan suatu pemilihan yang bersih, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain ia membuka peluang munculnya kekuatan oposisi. Itu berarti Salinas memberikan toleransi terhadap munculnya Gerakan Pembaruan. Gerakan itu dipimpin oleh Cardenas, yang setahun lalu melepaskan diri dari PRI. "Politik PRI telah ketinggalan zaman," kata Cardenas. "Korupsi harus diberantas," katanya. Gerakan Pembaruan, yang condong ke kiri, punya peluang memang. Yakni kehidupan rakyat Meksiko sehari-hari memang masih sulit. Upah buruh masih belum beranjak dari US$ 2,50 sehari, padahal harga bahan pangan (gandum dan terigu) menjelang pemilihan presiden naik 14 persen di atas upah minimum itu. Jangan dikata daging dan telur itu makanan mewah bagi kebanyakan keluarga buruh. Seperti yang dikutip oleh harian sayap kanan La Jornada, harga-harga meroket sampai 350 persen sejak Desember tahun lalu. Semua itu masih ditambah dengan jumlah angkatan kerja yang terus melonjak setiap tahunnya. Itulah pasalnya bila petani-petani di Oaxaca sebagian kini berbalik mendukung Gerakan Pembaruan. Menurut pengamat Meksiko, para petani yang menderita kemiskinan berkepanjangan tak bisa lagi melihat segi cerah kebijaksanaan Salinas. Bagi sebagian mereka, pemilihan presiden tidaklah penting benar. Siapa pun yang bakal memimpin negeri, toh, nasib mereka tipis kemungkinan berubah. Bila Salinas tanggap terhadap protes petani Oaxaca, dan ia berjanji akan membantu mereka, belum menjadi jaminan ia bakal beroleh dukungan mereka sepenuhnya. Namun, sebagai wakil dari partai yang berkuasa, tantangan sebenarnya adalah peristiwa Sabtu pekan lalu. Di Mexico City, hari itu Francisco Javier Ovando, koordinator Cardenas, ditemukan tewas di dalam mobilnya bersama sekretarisnya. Ovando adalah tangan kanan Cardenas. Ini sungguh tak menguntungkan bagi PRI. Sebagian rakyat Meksiko setidaknya menuduh itu perbuatan kubu PRI yang ingin memenangkan calonnya. Meski Salinas berkali-kali menyatakan bahwa pemerintah menginginkan pemilu yang bersih, berapa persen rakyat yang masih mempercayainya? Kali ini di Meksiko perestroika dan glasnost dipertaruhkan. Adakah Salinas akan lulus ujian sebagaimana Gorbachev ? Yulia S. Madjid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini