Gorbachev mengganyang abs

PERUBAHAN apa yang akan dilakukan orang kuat Uni Soviet Michael Gorbachev? Tampaknya tak begitu banyak. Paling tidak, itulah kesan para Kremlinolog setelah mendengar pidato pemimpin Soviet itu pada 25 Februari lalu. Dalam sambutan selama 5 jam yang dibacakan pada pembukaan Kongres lima tahunan Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) itu, Gorbachev ternyata tak mengungkapkan hal baru selain kecaman terhadap keburukan-keburukan yang diwariskan Mendiang Leonid Brezhnev. Padahal, inilah tempat yang paling tepat bagi Gorbachev menjelaskan reformasi yang dicanangkannya ketika mulai berkuasa. Sebab, dalam Kongres ke-27 inilah rencana pembangunan lima tahun mendatang dipastikan, dan strategi menghadapi akhir abad ke-20 dirumuskan. Kalaupun ada kesan yang tersirat di dalam pidato itu, isinya lebih mencerminkan apa yang tak diinginkan Gorbachev daripada yang diinginkannya. Ia, misalnya, secara tegas menolak reformasi ala Hungaria atau Cina yang melakukan privatisasi. Sentralisasi tetap dipertahankannya, tapi tata laksananya disempurnakan. Salah satu contohnya adalah pengubahan Gosplan, badan perencana pembangunan Uni Soviet, menjadi lembaga pengkajian perekonomian negara semata. Wewenang membuat perencanaan pembangunan jangka panjang dikembalikan ke departemen masing-masing. Ini berarti rencana detail menjadi tanggung jawab setiap pabrik atau instansi produksi lainnya. Persoalannya sekarang: kapan segala perubahan ini akan dilakukan? Gorbachev, tampaknya, sengaja menyamarkan hal ini. Konsekuensi pelaksanaan sistem yang disodorkannya adalah perbedaan gaji karyawan yang semakin besar dan penyesuaian harga yang selama ini tak realistis. Bisa diduga, Partai akan segera mendapatkan keluhan dari pihak-pihak yang tiba-tiba merasa dirugikan. Bila keluhan ini cukup kuat, tentu akan membahayakan posisinya di pemerintahan. Wajarlah kalau Kongres 10 hari ini juga dimanfaatkan Gorbachev untuk memperkuat posisinya. Kendati pengisian jabatan penting sudah banyak dilakukan sebelum Kongres, masih ada sekitar 300 kedudukan di central committee yang lowong. Para pengamat Barat memperkirakan Gorbachev akan mengisi separuh dari jumlah ini dengan orang-orangnya sendiri. Konsolidasi kekuatan ini jelas diperlukannya jika ingin kampanye pemberantasan korupsi, seperti yang pernah dicanangkannya, sukses. Juga ide-ide segar, seperti usul agar kekebalan hukum para anggota Partai dicabut, bisa berjalan tanpa menimbulkan reaksi balik yang serius. Semua ini memberi petunjuk bahwa Gorbachev tidak hanya menuntut kesetiaan buta saja dari anak buahnya, melainkan juga prestasi kerja. Kesan ini terasa sangat menonjol mewarnai Kongres yang diikuti 5.000 anggota Partai itu. Gorbachev sendirilah yang memerintahkan para peserta Kongres agar tidak terlalu sering mengutip dirinya dalam sambutan mereka. Ia tak menghendaki anak buah yang membebek padanya seperti terjadi pada zaman Brezhnev. Seorang kepala serikat buruh perfilman terpaksa ditegurnya di depan sidang karena beberapa kali mengutip namanya dalam kata sambutan yang dibacakan. Bahwa adegan peneguran ini disiarkan berulang-ulang di TV pemerintah menunjukkan bagaimana seriusnya Gorbachev. Mengubah mental memang bukan pekerjaan mudah. Agaknya Gorbachev sadar betul tentang kenyataan ini. Tapi, siapa bisa memastikan apa yang ada di benak pemimpm negara terluas di dunia ini?