PENDUDUK muslim Bosnia-Herzegovina bersiap-siaplah. Di tengah perundingan damai yang gagal, Rabu pekan lalu, muncul kabar lain yang jauh lebih buruk. Dua negara yang tadinya berseteru, Serbia dan Kroasia, tiba-tiba mengadakan perjanjian damai. Lebih jauh lagi kedua pihak setuju untuk saling mengakui keberadaan masing-masing dan akan membuka kantor perwakilan 15 Februari nanti. Sebenarnya, di antara Kroasia dan Serbia masih ada banyak masalah. Ketika perjanjian diteken, misalnya, etnis Serbia dan Kroasia di Bosnia masih saling menembakkan meriam. Masalah perang tahun 1991, ketika Kroasia menyatakan merdeka dan Serbia (waktu itu atas nama Federasi Yugoslavia) menyerbu Kroasia, juga masih belum terselesaikan. Kala itu, orang-orang Serbia di Kroasia memberontak, dan dalam waktu enam bulan berhasil menguasai sepertiga wilayah Kroasia yang kini jadi masalah. Untuk sementara, semua soal ini tampaknya diabaikan dulu oleh keduanya. Sedangkan bagi pemerintahan muslim Bosnia yang diakui dunia, perdamaian ini sangat merisaukan. Perang saudara tiga pihak antara tentara muslim, milisi Serbia, dan etnis Kroasia yang dibantu tentara Kroasia di Bosnia masih jauh dari akhir. Dengan adanya perdamaian Serbia-Kroasia, bukan tak mungkin bakal ada persekongkolan militer kedua pihak untuk membantu kaum masing- masing yang sedang bertempur melawan tentara muslim Bosnia. Masih ada lagi skenario yang lebih buruk. Wakil Presiden Bosnia, Ejup Ganic, menyatakan, "Tujuan utama perdamaian itu adalah untuk menguasai Bosnia dan membaginya menjadi dua, (hanya) untuk Kroasia dan Serbia, seperti yang mereka sepakati di Karadjordjevo." Presiden Kroasia, Franjo Tudjman, dan Presiden Serbia Slobodan Milosevic memang mengadakan pertemuan di tempat itu pada tahun 1991. Ketika itu, negeri yang masih berupa Federasi Yugoslavia sudah mulai berantakan berkeping- keping. Andai tuduhan Ejup Ganic tak berdasar, ada cita-cita yang dinamakan Kroasia Raya dan Serbia Raya, yang tentunya untuk mewujudkannya adalah dengan mencaplok sebagian tanah Bosnia. Yang kini ditunggu, jika benar terjadi aliansi militer Kroasia-Serbia, adakah NATO atau Barat atau negara-negara Islam masih tak akan bertindak.YH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini