Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok milisi Hamas pada hari Senin, 16 Oktober 2023 merilis video penyanderaan seorang perempuan Prancis-Israel, salah satu dari puluhan orang yang disandera Hamas saat serangan gencar di Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Dalam video tersebut, perempuan yang mengidentifikasi dirinya sebagai Mia Schem, usia 21 tahun, meminta untuk dipulangkan ke keluarganya secepat mungkin. Di video itu juga tampak lengannya yang terluka sedang ditangani oleh seorang petugas medis yang wajahnya tidak terlihat.
Perempuan tersebut mengatakan bahwa ia berasal dari Sderot, sebuah kota kecil Israel di dekat perbatasan Gaza. Ia sedang menghadiri Festival Musik Supernova Sukkot di Kibbutz Re'im ketika agen Hamas menyerang pertemuan tersebut, katanya. Setidaknya 260 orang di festival musik itu tewas dan beberapa lainnya, termasuk Mia, disandera.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi bahwa Mia diculik pekan lalu dan mengatakan para pejabat telah menghubungi keluarga Mia. “Pekan lalu, Mia diculik oleh Hamas,” tulis IDF di media sosial X hari ini.
Seorang perwakilan dari keluarganya, salah satu di antara sekelompok keluarga Prancis yang pekan lalu mengajukan permohonan kepada Presiden Emmanuel Macron untuk membantu membebaskan kerabat mereka yang hilang, mengonfirmasi identitasnya kepada Reuters.
Dua belas warga Prancis dipastikan tewas dan 17 orang hilang di Israel, menurut penghitungan resmi terbaru.
Setidaknya 199 warga Israel dan orang asing ditangkap oleh kelompok bersenjata Hamas dan ditawan dalam serangan tersebut, yang menewaskan setidaknya 1.400 orang, jumlah korban jiwa terbanyak dalam satu hari selama 75 tahun sejarah Israel.
Dalam cuitan yang sama, IDF mengatakan pihaknya terus berhubungan dengan keluarga Schem dan mengutuk Hamas sebagai “organisasi teroris pembunuh”. Mereka mengatakan bahwa pihaknya menggunakan “semua tindakan intelijen dan operasional” untuk memulangkan para sandera.
“Dalam video tersebut, Hamas berusaha menampilkan dirinya sebagai organisasi yang manusiawi. Namun, mereka adalah organisasi teroris mengerikan yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan bayi, anak-anak, laki-laki, perempuan, dan orang tua,” katanya.
Sebelumnya, Hamas mengatakan warga non-Israel yang diculik pada 7 Oktober adalah “tamu” yang akan dibebaskan “jika keadaan memungkinkan”.
REUTERS | NDTV
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini