Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel menerbitkan surat perintah evakuasi pada warga yang tinggal di area timur wilayah pinggir Gaza City. Tim medis Palestina mengatakan perintah Israel ini menciptakan gelombang pengungsi baru pada Minggu, 24 November 2024, hingga seorang direktur rumah sakit di Gaza luka-luka akibat terkena serangan drone Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perintah evakuasi Israel itu ditujukan untuk warga di wilayah pinggir Shejaia yang diunggah ke media sosial X pada Sabtu malam, 23 November 2024, dengan alas an anggota Hamas menembakkan roket – roket dari wilayah yang padat penduduknya di Jalur Gaza utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk keamanan, Anda (warga Gaza) harus segera mengevakuasi diri ke selatan,” demikian keterangan militer Israel.
Tembakan roket pada Sabtu, 23 November 2024, diklaim Hamas menghantam sebuah markas militer Israel di area perbatasan. Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga Gaza meninggalkan Shejaia dengan gerobak yang ditarik keledai atau dokar. Anak-anak dan lainnya berjalan kaki sambil membawa tas.
Media di Palestina mewartakan keluarga – keluarga di Gaza yang tinggal di area yang menjadi target Israel meninggalkan tempat tinggal mereka pada Sabtu malam sampai Minggu pagi. Ini adalah gelombang pengungsian terbaru sejak perang Gaza meletup pada 13 bulan lalu.
Di Gaza tengah, tim medis mengatakan setidaknya 10 orang tewas dalam serangkaian serangan Israel di wilayah kamp pengungsi Al- Maghazi dan Al-Bureij sejak Sabtu malam, 23 November 2024.
Perintah Israel untuk evakuasi telah menambah penderitaan pada 2.3 juta warga Gaza, yang sebagian besar sudah berulang kali berpindah tempat. Warga Gaza juga saat ini harus menghadapi hujan lebat hingga menyebabkan air tergenang di mana-mana, termasuk di tenda-tenda pengungsian, merusak makanan para pengungsi dan menyapu sampah-sampah plastik serta terpal kain yang melindungi mereka dari cuaca buruk.
“Kami berlari di tengah malam dalam kondisi air mengaliri tenda-tenda kami, makanan kami hilang, anak-anak menangis dan saya takut anak-anak menjadi sakit,” kata Rami, 37 tahun, seorang warga Gaza City, yang mengungsi di sebuah stadion sepak bola.
Layanan Darurat Palestina mengatakan ada ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal mereka, terdampak oleh banjir musiman. Mereka meminta dikirimi tenda baru dan karavan baru bantuan dari pendonor untuk melindungi mereka.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini