Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hamas Serukan Palestina Intifada Hadapi Israel

Pemimpin Hamas, Ismail Haniya menyerukan warga Palestina melakukan intifada atau perlawanan terhadap Israel.

7 Desember 2017 | 18.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria Palestina melepaskan kembang api selama perayaan setelah Hamas mengatakan bahwa mereka mencapai kesepakatan dengan saingan Palestina Fatah, di Kota Gaza pada 12 Oktober 2017. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hamas, Ismail Haniya menyerukan warga Palestina melakukan intifada atau perlawanan terhadap Israel setelah Presiden Donadl Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Seruan intifada akan dilakukan besok.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Biarkan 8 Desember menjadi hari pertama intifada melawan penjajah," kata Haniya seperti dilansir Al Jazeera, 7 Desember 2017. 

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Usul Abu Dis Jadi Ibukota Palestina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Haniya, keputusan Trump itu sebagai agresi dan deklarasi perang, sehingga ia meminta warga Palestina bersatu untuk melawan pendudukan di tanah Palestina.  

Haniya juga mengaku telah menginstruksikan semua anggota Hamas dan seluruh organisasi sayapnya untuk siaga penuh untuk menunggu instruksi atau perintah baru guna menghadapi bahaya strategis yang mengancam Yerusalem dan semua warga Palestina. 

Selain itu, Haniya juga menyerukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menarik diri dari proses perdamaian dengan Israel. Negara-negara Arab juga diajak untuk melakukan boikot atas pemerintahan Trump. 

Baca: Kedutaan Amerika Serikat Pindah ke Yerusalem, Sikap Timur Tengah

Trump, yang mengabaikan peringatan dari masyarakat internasional, mengumumkan pada Rabu, 6 Desember 2017 bahwa Washington secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memulai proses perpindahan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Keputusan Trump telah melanggar kebijakan Amerika Serikat selama puluhan tahun. Trump juga telah  membuat dunia Arab dan sekutu-sekutu asingnya menjadi murka.

Sementara berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, Yerusalem yang merupakan rumah bagi situs suci 3 agama, Kristen, Islam dan Yahudi adalah ibukota internasional.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus