Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hanya sekadar tukar kursi

Pm mahathir mohamad membentuk kabinet barunya beranggotakan 23 orang. ia merangkap mendagri. hanya pertukaran kursi & penyingkiran terselubung orang-orang musa hitam. oposisi mengecam kabinet tersebut.(ln)

16 Agustus 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERKOPIAH dan mengenakan baju teluk belanga serba hitam, PM Mahathir Mohamad melangkah ringan memasuki ruang sidang di kantornya, Senin siang pekan ini. Tepat pukul 12.30, di tengah ruang sidang itu, Mahathir membacakan susunan kabinet barunya, seminggu setelah kemenangan besar partainya dalam pemilu lalu. Kabinet baru yang beranggotakan 23 menteri ini tak banyak berubah dari susunan lama. Ini mencerminkan sikap hati-hati Mahathir dalam menjaga keutuhan koalisi Barisan Nasional. Hanya saja kali ini, di samping menjadi perdana menteri, Mahathir juga menjabat menteri dalam negeri. Jabatan rangkap juga diberikan pada Ghafar Baba, tokoh yang baru muncul Mei lalu menggantikan orang Nomor 2 Malaysia, Musa Hitam. Baba, selain masih tetap memegang pos lama, wakil PM dan menteri pembangunan daerah, juga memegang kementerian perumahan. "Ghafar memegang sekaligus tiga pos, karena ia punya kemampuan untuk itu," tutur Mahathir. Sejumlah pengamat menyatakan kabinet baru ini, dipandang dari sudut UMNO, tak menampakkan pembersihan bagi mereka yang dikenal dekat dengan Musa Hitam. Menurut mereka, pergeseran kedudukan yang terjadi hanya sekadar pertukaran kursi untuk memberi kesempatan memimpin kementerian lain. Namun, beberapa pengamat politik lain berpendapat susunan baru ini jelas-jelas penyingkiran terselubung atas "orang-orang Musa Hitam". Pertukaran pos bagi Tengku Ahmad Rithaudeen, dari menteri luar negeri menjadi menteri penerangan, misalnya, menurut mereka, merupakan upaya Mahathir menempatkan Yasir Yatim (yang dikenal termasuk kelompok Musa Hitam) pada pos yang diawasinya secara langsung. Sedangkan Tengku Ahmad Rithaudeen, bekas menlu yang "bisa dipercaya" Mahathir menjadi menteri penerangan, akan berperanan penting sebagai juru bicara perdana menteri. Berbeda dengan Yasir Yatim, bekas Menteri Pembangunan Tanah dan Wilayah Adib Adam, yang merupakan pendukung kuat Musa -- ia sering berterus terang tentang pendiriannya itu -- digusur Mahathir. Nasib yang hampir sama juga dialami Syahrir Samad -- pembela Musa dalam Kabinet Mahathir -- yang"dikucilkan" menjadi menteri sosial. Samad, bekas menteri wilayah federal, konon, pernah bertengkar dengan Mahathir soal Musa. Tindakan "cerdik" Mahathir lainnya, yaitu menarik menteri negara bagian Johor, Ajib Ahmad, yang pernah menjadi sekretaris Musa, ke dalam kabinet sebagai menteri tanpa portofolio. Dengan tindakan ini, kabarnya, Mahathir bukan hanya bisa "menutup mulut" Ajib, tapi juga menyusutkan pengaruh Ajib dalam UMNO Johor, sehingga "kunci" kekuatan Musa tak berguna lagi. Anwar Ibrahim, yang kabarnya kini sedang diasah untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Mahathir, tetap sebagai menteri pendidikan. Juga Menteri Pertanian Sanusi Junid, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Tengku Razaleigh Ahmad, Menteri Keuangan Daim Zainudin, dan sejumlah menteri lainnya dari komponen Barisan Nasional. Prioritas utama kebijaksanaan pemerintahan baru ini, menurut Mahathir, adalah mengurangi ketergantungan Malaysia atas pendapatan komoditi ekspor. Kalangan oposisi di parlemen, seperti bisa diduga, mengecam Kabinet Mahathir. Lim Kit Siang dari Partai Aksi Demokrasi (DAP) mencela pengangkatan seorang deputi menteri (namanya tak disebutkan), yang merupakan direktur sebuah perusahaan negara yang minggu lalu kekayaannya dibekukan Bank Sentral Malaysia (Bank Negara), karena ketidakberesan keuangan. "Penunjukan itu seharusnya ditunda sampai penyelidikan kasus itu selesai," ujarnya. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus