Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hebat lagi perang di Libanon

Tentara suriah bentrok dengan milisi phalangist. kelompok ini dibantu israel. basis plo di libanon bagian selatan diserang israel. suatu tantangan bagi suriah. (ln)

18 April 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA yang selama ini ditakutkan penduduk Libanon kini benar-benar terjadi. "Kami hidup bagaikan di ujung pisau," kata seorang di Beirut kepada Helena Cobban dari majalah The Middle East. Selama 6 tahun terakhir ini konflik bersenjata terus berlangsung. Malah ada kelompok yang didukung negara aslng. "Setiap waktu Israel bisa saja menyerang," tambahnya. Dan benar, suatu serbuan mendadak oleh Israel yang tergolong paling besar tahun ini terjadi pekan lalu. Kamis malam itu Beirut dihujani peluru, terutama di wilayah yang memisahkan penduduk Islam dan Kristen. Gencatan senjata antara milisi Phalangist dan tentara Suriah, yang sudah berlangsung 36 jam, mendadak buyar setelah serbuan Israel itu. Bersamaan dengan pertempuran di Beirut, Israel menyerang tempat latihan gerilya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO di Libanon bagian selatan. Pesawat pengebom Israel juga merusak wilayah yang didiami Palestina di pantai Laut Tengah. PM Menachem Begin memperingatkan bahwa serangan serupa akan terus dilanjutkan "untuk melindungi rakyat dari ancaman para pembunuh." Menurut seorang perwira Israel, serangan ke kamp Nabatiyet dilakukan karena PLO telah menjadikannya suatu tempat latihan permanen. Di situ tersedia lengkap fasilitas latihan, di samping tempat perlindungan dan gudang amunisi. Dengan penyerbuan itu, semua fasilitas yang ada di situ hancur berantakan. Termasuk 50 rumah yang didiami oleh keluarga gerilya Al-Fatah, kelompok bersenjata PLO. Sejak pecahnya pertempuran antara milisi Phalangist dan tentara Suriah, awal April, kalangan diplomatik di Beirut sudah menduga bahwa Israel akan ikut melibatkan diri. Selama ini Phalangist, kelompok bersenjata dari Partai Kristen Phalange, mendapat bantuan Israel. Bahkan PM Begin telah mengumumkan Israel akan melindungi kepentingan kelompok minoritas Kristen Libanon. Alasan ini pula yang membuat israel berperan dalam setiap kerusuhan di negara itu. Israel punya tujuan melumpuhkan kekuatan militer PLO yang selama ini bergerak di Libanon. Dan Israel secara terang-terangan mendukung Republik Libanon Merdeka yang dipimpin Saad Haddad untuk menghancurkan PLO. Tak heran kalau pasukan Phalangist yang menjadi inti kekuatan republik itu mampu memiliki 40 tank super modern Chieftain. Sebuah laporan rahasia yang pernah dibeberkan The Middle East (Februari menyebutkan bahwa rangkaian pertempuran akhir-akhir ini adalah bagian dari suatu siasat untuk menyelesaikan konflik Arab-lsrael. Hasil akhirnya akan berupa peta baru Timur Tengah. Sebelum terjadi serangan Israel, sumber di Beirut mengemukakan pertempuran kecil-kecilan antara Phalangist dan tentara Suriah adalah bagian permulaan dari pelaksanaan rencana itu. Bahkan skema rencana itu konon pernah terpampang di dinding Operation Room Phalangist. Bukan rahasia lagi bahwa pemimpin Phalangist, Bechir Gemayel, seorang tokoh yang getol untuk melaksanakan rencana itu. Rencana membebaskan Libanon dari pengaruh PLO dan Suriah memang tak mudah. Tapi Gemayel yang memimpin 70.000 gerilyawan Phalangist menganggap itulah jalan menyelesaikan konflik di Libanon. Ayahnya, Pierre Gemayel, yang mendirikan Partai Kristen Phalange, sebenarnya menolak rencana ini. Ia terutama khawatir akan pembalasan negara Arab. Phalangist sudah lama menunggu intervensi militer Israel untuk meratakan jalan bagi terbentuknya negara Kristen yang meliputi wilayah Libanon bagian selatan dan daerah yang bisa direbut dengan bantuan Israel. Mereka menyadari bahwa intervensi Israel akan melahirkan konflik antara Suriah dan penduduk IsIam Libanon. Serta antara Suriah dan pengungsi Palestina. Kesempatan ini diduga akan memecah Libanon menjadi 2 bagian. Memang terlibatnya tentara Suriah dalam pertempuran ini menimbulkan semacam rasa tidak senang di kalangan sebagian penduduk Libanon. Suriah mengirimkan tentaranya pertama kali ke Libanon tahun 1976, sebagai pasukan penyangga untuk melindungi kaum minoritas Kristen dari serangan kelompok Islam, sayap kiri dan gerilya Palestina. Kehadiran Suriah ini atas permintaan Liga Arab setelah perang saudara berakhir di negara itu. Tapi lama-kelamaan Suriah memperbesar pengaruhnya di Libanon. Israel pernah memperingatkan Suriah (tahun 1978) agar tidak menempatkan pasukan di dekat perbatasannya. Kemudian Israel menyerbu ke wilayah perbatasan. Sejak itu sebagian dari wilayah perbatasan Libanon, berada di bawah kekuasaan Israel. Ini membuka peluang bagi Phalangist mempererat hubungannya dengan Israel. Pada tahun yang sama tentara Suriah dan Phalangist berkelahi di Beirut selama sebulan penuh. Bentrokan ini ternyata berakibat buruk bagi Suriah. Sebagian wilayah yang selama ini di bawah pengawasannya terlepas kepada Phalangist. Sejak itu Phalangist menjadi lebih kuat, bahkan sekarang mengembangkan wilayahnya ke Zahle, sekitar 45 km di timur Beirut. Buat Suriah, pengaruh Phalangist ini suatu tantangan. Dan kali ini Suriah melibatkan langsung 25.000 orang tentaranya yang berada di Libanon. "Perang ini demi kelangsungan hidup kami," kata juru bicara Phalangist, Naoum Farrah. "Tentara Suriah harus keluar dari Libanon." Pertempuran ini belum mencapai seluruh wilayah Libanon, tapi Phalangist sudah menyatakan perang total. Menlu AS, Alexander Haig, yang pekan lalu berkunjung ke empat negara Timur Tengah menuduh Suriah yang menyerang Zahle bertindak 'brutal'. Menlu Suriah, Abdel Hakim Khaddam, menangkis tuduhan Haig. "Seharusnya Haig ingat bahwa Israel dengan bantuan senjata AS telah memaksa ratusan ribu, penduduk Libanon meninggalkan kampung halamannya." Khaddam waktu itu baru saja kembali dari pembicaraan dengan Presiden Libanon, Elias Sarkis. Walaupun dalam perang ini sekitar 300 orang mati dan 600 lainnya luka-luka, popularitas Presiden Suriah Assad di kalangan negara Arab semakin menonjol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus