Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kami siap." Begitu kata-kata tegas Mayor Jenderal Sayed Malouk, Komandan Korps 215 angkatan bersenjata Afganistan di Provinsi Helmand, Afganistan. "ANA (Angkatan Darat Afganistan) telah melakukan operasi sendiri dalam pertempuran. Tidak ada distrik yang dikuasai, juga tak ada pos jaga yang direbut Taliban."
Sayed Malouk mengemukakan keyakinannya setelah pasukan Inggris dan marinir Amerika Serikat menyerahkan Kamp Bastian dan Kamp Leatherneck di Helmand, Ahad dua pekan lalu. Tak ada acara besar-besaran. Hanya sebuah upacara sederhana, dengan penurunan bendera Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) oleh seorang tentara Inggris dan marinir Amerika dan penurunan bendera Amerika oleh dua anggota marinir Amerika.
Setelah itu, tentara dan marinir Inggris dan Amerika terbang menuju Kabul untuk kemudian pulang ke negara masing-masing. Tinggal beberapa ratus orang yang bertahan untuk memberi pelatihan dan membantu pasukan Afganistan—jumlah yang tak berarti dibanding pada masa puncak kehadiran tentara Inggris dan Amerika yang mencapai lebih dari 40 ribu orang. Kamp ini merupakan rumah bagi seperempat pasukan koalisi NATO di Afganistan.
"Ini hari bersejarah," kata Letnan Jenderal Joseph Anderson, Panglima Komando Gabungan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional, yang berasal dari Amerika. "Tahun-tahun yang penuh pertempuran, jam-jam patroli yang tak lagi terhitung, dan banyak korban…. Hari ini menandai berakhirnya misi di sini, di kawasan barat daya Afganistan."
Namun banyak orang yang tak sependapat dengan Sayed Malouk. Yang muncul justru kekhawatiran. "Kami akan menghadapi masalah seperti daerah lain di Afganistan yang ditinggalkan pasukan asing. Taliban masuk setelah itu," kata pemimpin Distrik Greskh, Muhammud Fahim Musazai.
Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban unjuk kekuatan di jalanan di Helmand bagian utara. Beberapa bulan sebelumnya, berbagai serangan dari Taliban juga melemahkan empat distrik di Helmand bagian selatan. Bahkan korban tentara dan polisi Afganistan dalam enam bulan terakhir lebih banyak dibanding korban selama pertempuran sejak awal perang pada 2001.
Kondisi yang semakin membuat khawatir, daerah-daerah lain juga tak aman dari Taliban. Misalnya, dua pekan lalu ada laporan yang menyatakan kemungkinan jatuhnya distrik di Provinsi Nawzad ke tangan Taliban. "Kami hanya menguasai bangunan-bangunan pemerintah dan sebagian kawasan kecil," pejabat Nawzad melaporkan.
Pada 26 September lalu, kelompok Taliban juga berhasil menguasai sebuah distrik yang cukup strategis di dekat Kabul. Sedangkan di front timur, Taliban Pakistan juga membangun tempat perlindungan baru di tanah Afganistan.
Masalah lain di Helmand yang tak kalah mengkhawatirkan adalah semakin maraknya bisnis opium. Di luar pintu gerbang Kamp Bastian dan Leatherneck di Helmand terdapat sekitar 80 persen lahan opium di Afganistan yang menjadi sumber dana Taliban.
Menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tahun lalu saja pertumbuhan ladang opium di Afganistan naik 36 persen dibanding tahun sebelumnya—menjadi 208 ribu hektare. Padahal, pada 2010, sudah ada penurunan tajam. Pada tahun itu, 24 provinsi dari 34 provinsi yang ada bebas dari opium.
Yang menambah cemas, pada akhir Desember mendatang pasukan koalisi NATO sudah harus mengakhiri misinya. Untungnya, pemerintah Afganistan dan Amerika—yang tak mau Afganistan seperti Irak, yang kacau setelah ditinggalkan—sudah sedikit mengantisipasi. Akhir bulan lalu, presiden baru Ashraf Ghani menandatangani perjanjian keamanan dengan Amerika.
Rencananya, 9.800 tentara Amerika dan setidaknya 2.000 tentara NATO akan tetap di Afganistan meski misi NATO berakhir. Juga ada pasukan operasi khusus Amerika yang akan tetap terlibat dalam misi-misi anti-terorisme. "Kami telah menandatangani perjanjian untuk kebaikan rakyat kami," kata Ghani.
Purwani Diyah Prabandari (The Atlantic, The Washington Post, The Guardian, The New York Times, The Diplomat)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo