Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BRASIL
Tantangan Berat di Periode Kedua
Pemimpin sayap kiri Brasil, Dilma Rousseff, terpilih kembali sebagai presiden setelah menang tipis atas pesaingnya dalam pemilihan pada Ahad dua pekan lalu. Rousseff mengantongi 51,56 persen suara, mengalahkan rivalnya, Aecio Neves, yang memperoleh 48,38 persen dari total 99,77 persen suara yang dihitung.
Rousseff akan langsung menghadapi sejumlah tantangan berat, terutama untuk keluar dari krisis ekonomi yang memburuk. Akibat resesi yang menghantam sejak awal tahun ini, ekonomi Brasil hampir tidak tumbuh tahun ini. Tahun depan pun ekonomi Brasil hanya diprediksi tumbuh 1 persen, jauh lebih kecil dari tingkat pertumbuhan pada 2010—sebelum Rousseff menjabat presiden—yaitu 7,5 persen.
Rousseff dalam pidato kemenangannya berjanji segera membenahi kondisi ekonomi. Di hadapan pendukungnya, perempuan 66 tahun itu bertekad melakukan reformasi di berbagai bidang. "Itulah sebabnya saya ingin menjadi presiden yang lebih baik dari apa yang pernah capai hingga saat ini," kata Rousseff.
HONG KONG
Demonstran Tuntut Bertemu Perdana Menteri Cina
Ribuan aktivis demokrasi Hong Kong memperingati satu bulan demonstrasi mereka dengan membentuk lautan payung di Distrik Admiralty, Selasa malam pekan lalu. Mereka hening selama 87 detik pada pukul 17.57 waktu setempat, menandakan 87 kaleng gas air mata yang dilontarkan polisi Hong Kong kepada demonstran tepat 28 September lalu.
Saat itu untuk pertama kalinya Presiden Federasi Pelajar Hong Kong, Alex Chow, menyampaikan tuntutan agar bisa langsung bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang. Cara ini dianggapnya dapat menyelesaikan kebuntuan dialog dengan pemerintah Hong Kong.
Pemerintah Hong Kong beranggapan demonstrasi para pelajar adalah ilegal dan menuduh ada pihak asing yang memprovokasi. Namun pengunjuk rasa tak gentar. Mereka tetap menuntut pemerintah Cina membatalkan keputusan yang menyebut kandidat peserta pemilihan umum 2017 diseleksi oleh komite loyalis Beijing. Mereka menganggap ini demokrasi palsu.
Sikap polisi Hong Kong yang represif justru mengundang lebih banyak simpati kepada gerakan protes dengan bertambahnya gelombang pengunjuk rasa. Namun ada pula yang berkomentar pedas. Miliarder pebisnis asal Cina daratan, Jack Ma, pendiri situs jual-beli Alibaba, menyebut gerakan protes dilakukan oleh "anak muda yang tidak punya harapan".
MESIR
Akan diBangun Zona Penyangga, Warga Gaza Diusir
Pemerintah Mesir berencana menghancurkan rumah di sepanjang perbatasan Jalur Gaza untuk membangun zona penyangga. Hal ini diharapkan bisa mencegah penyelundupan senjata yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Zona penyangga itu berupa parit selebar 500 meter yang berisi air di perbatasan Jalur Gaza sepanjang 13 kilometer. "Dengan begitu, tidak akan ada lagi penyelundupan serta perdagangan senjata di wilayah Mesir dan Palestina," demikian laporan Al Jazeera, Rabu, 29 Oktober 2014, mengutip pernyataan pejabat setempat yang tak disebutkan namanya.
Angkatan Darat Mesir telah memberi waktu 48 jam bagi warga Gaza untuk meninggalkan rumah mereka sebelum tentara menghancurkannya. Namun warga memprotes ultimatum tersebut dan menuntut negosiasi dengan pejabat lokal untuk memperpanjang batas waktu penggusuran.
Rencana pembangunan zona penyangga itu muncul setelah pekan lalu sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah pos militer di Semenanjung Sinai, hingga menewaskan sedikitnya 31 tentara Mesir. Setelah serangan itu, Mesir mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam di Sinai. Pihak berwenang juga menutup persimpangan Gaza, satu-satunya wilayah Palestina tanpa keberadaan pasukan Israel.
Selama ini terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza dan Sinai telah memainkan peran penting dalam perekonomian Palestina, yang ditindas blokade ekonomi Israel. Terowongan ini dipakai masyarakat Gaza untuk mendapatkan pasokan berbagai barang kebutuhan dari Mesir. Namun terowongan ini sering dipakai untuk menyelundupkan senjata oleh kelompok Hamas.
Atmi Pertiwi, Rosalina (AFP, Reuters)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo