Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menagih pembayaran ekspor minyak ke India dalam mata uang dirham Uni Emirat Arab, demikian laporan Reuters, Selasa, 19 Juli 2022. Moskow sedang berusaha menjauh dari dolar AS untuk melindungi diri dari efek sanksi Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rusia terkena sejumlah sanksi Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu..
Faktur yang dilihat oleh Reuters menunjukkan tagihan untuk memasok minyak ke satu kilang dihitung dalam dolar sementara pembayaran diminta dalam dirham.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan minyak utama Rusia, Rosneft, menjual minyak mentah melalui perusahaan perdagangan termasuk Everest Energy dan Coral Energy ke India, yang sekarang menjadi pembeli minyak terbesar kedua setelah China.
Sanksi Barat mendorong banyak importir minyak untuk menghindari Moskow, sehingga harga spot minyak mentah Rusia dijual dengan diskon.
Hal ini membuat kilang India, yang jarang membeli minyak Rusia karena biaya pengiriman tinggi, mengambil ekspor dengan diskon besar-besaran dibanding Brent dan Timur Tengah.
Moskow menggantikan Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar kedua ke India setelah Irak untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni.
Setidaknya dua kilang India telah menyelesaikan beberapa pembayaran dalam dirham, kata sumber tersebut, menambahkan pembayaran seperti itu akan terjadi lebih banyak dalam beberapa hari mendatang.
Faktur menunjukkan pembayaran harus dilakukan ke Gazprombank melalui Mashreq Bank, bank korespondennya di Dubai.
Uni Emirat Arab, yang berusaha mempertahankan apa yang dikatakannya sebagai posisi netral, belum memberlakukan sanksi terhadap Moskow, dan pembayaran tersebut dapat menambah frustrasi beberapa pihak di Barat, yang secara pribadi mengatakan posisi UEA condong ke Rusia.
Perusahaan perdagangan yang digunakan oleh Rosneft meminta pembayaran setara dolar dalam dirham mulai bulan ini, kata sumber tersebut.
Rosneft, Coral Energy, dan Everest Energy belum memberikan komentar soal ini.
Rusia ingin meningkatkan penggunaan mata uang non-Barat untuk perdagangan dengan negara-negara seperti India, kata menteri luar negeri Sergi Lavrov, April lalu.
Menteri keuangan Rusia mengatakan Moskow mungkin mulai membeli mata uang negara-negara "ramah", menggunakan kepemilikan tersebut untuk mempengaruhi nilai tukar dolar dan euro sebagai sarana melawan kenaikan tajam dalam rubel.
Dubai, pusat keuangan dan bisnis Teluk, telah muncul sebagai tempat perlindungan bagi kekayaan Rusia.
India, yang juga mempertahankan posisi netral, mengakui perlindungan asuransi oleh perusahaan-perusahaan Rusia dan telah menawarkan klasifikasi untuk kapal-kapal yang dikelola oleh anak perusahaan grup pelayaran terkemuka Moskow yang berbasis di Dubai untuk memungkinkan perdagangan.
Bank sentral India pekan lalu memperkenalkan mekanisme baru untuk penyelesaian perdagangan internasional dalam rupee, yang dilihat banyak ahli sebagai cara untuk mempromosikan perdagangan dengan negara-negara yang berada di bawah sanksi Barat, seperti Rusia dan Iran.
Reuters