Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Houthi di Yaman mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan rudal ke sebuah kapal Israel di Teluk Aden pada Minggu malam, 14 Juli 2024 waktu setempat. Mereka juga menembakkan drone ke basis militer Israel di Eilat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang terafiliasi dengan Houthi, menyatakan bahwa angkatan laut, unit drone udara, dan unit rudalnya telah melakukan operasi gabungan yang menyasar kapal Israel MSC Unific di Teluk Aden. Kapal itu diserang dengan sejumlah rudal balistik dan drone.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angkatan udaranya, kata Saree, juga telah menembakkan sejumlah drone yang menyasar basis militer Israel di wilayah Umm al-Rashrash, yang juga disebut Eilat, di selatan wilayah Palestina yang diduduki Israel. “Operasi ini mencapai tujuannya dengan sukses,” kata Saree, sebagaimana dilansir kantor berita Yaman Saba.
Menurut catatan Econdb, layanan data untuk indikator ekonomi dan industri pelayaran, MSC Unific VI bukan kapal Israel. Itu adalah kapal kontainer berbendera Liberia milik Mediterranean Shipping Company (MSC), perusahaan perkapalan besar berbasis di Swiss. Kapal itu dioperasikan oleh MSC Mediterranean Shipping.
Serangan di Dekat Teluk Aden
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), yang biasa melaporkan serangan terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah dan sekitarnya, tidak menginformasikan adanya serangan terhadap MSC Unific VI. Namun, UMKTO melaporkan menyatakan telah menerima laporan insiden dari lokasi 70 mil laut atau sekitar 130 kilometer barat daya Al Hudaydah, Yaman, yang berdekatan dengan Teluk Aden, pada Senin, 15 Juli 2024.
Menurut UKMTO, kapal dagang itu pada mulanya diserang oleh tiga kapal kecil berwarna biru dan putih. Dua kapal kecil membawa tiga orang dan kapal kecil ketiga tidak berawak. Kapal kecil tak berawak itu menabrak kapal dagang dua kali dan dua kapal kecil berawak menembaki kapal tersebut.
“Kapal dagang tersebut melakukan tindakan perlindungan diri. Setelah 15 menit kapal-kapal kecil tersebut menghentikan serangannya,” kata UKMTO. “Kapal dagang dan awaknya dilaporkan selamat.”
Namun, nakhoda kapal dagang itu kemudian melaporkan telah melihat sebuah rudal meledak di dekat kapal. Sekitar 45 menit kemudian dua rudal dilaporkan meledak di dekat kapal. “Tidak ada kerusakan yang dilaporkan dan awak kapal dilaporkan selamat. Kapal melanjutkan ke pelabuhan berikutnya,” kata UKMTO. “Pihak berwenang sedang menyelidikinya.”
Sejak Oktober 2023, Houthi telah menyerang lebih dari 150 kapal Amerika Serikat, Inggris, dan Israel yang melintasi Laut Merah dan sekitarnya. Hal ini mereka lakukan sebagai respons terhadap serangan Israel ke Gaza. Houthi menyatakan tak akan menghentikan serangannya bila Israel tak berhenti menyerang Gaza.
Houthi mengklaim telah menyerang kapal-kapal itu dengan drone dan rudal canggih bikinan mereka sendiri, tapi Amerika menuding Iran telah memasok senjata canggih ke Houthi. Badan Intelijen Pertahanan Amerika (DIA) menyodorkan sejumlah bukti bahwa rudal Houthi yang mirip dengan rudal Iran. Namun, Iran berkali-kali membantah tuduhan itu.
Serangan milisi Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan Yaman telah membuat kawasan Laut Merah tidak aman dan mengganggu rantai pasok dunia. Amerika Serikat pun mengirim kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt untuk mengamankan kawasan ini dalam Operasi Penjaga Kemakmuran (Operation Prosperity Guardian), operasi militer gabungan Amerika dan sekutunya.
Mengapa Houthi menjadi ancaman di Timur Tengah? Baca selengkapnya: Houthi dan Jalan Buntu Yaman
Pilihan editor:
- Drone Houthi Incar Kapal Dagang, Dicegat Kapal Perang Yunani
- Penembak Donald Trump Diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, Anggota Partai Republik
- Komandan Pesawat Tempur Kapal Induk Amerika: Serangan Houthi Seperti Perang Dunia II
- Intelijen Amerika Serikat Beberkan Bukti Rudal Houthi Selundupan Iran