Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Houthi Serang Kapal Israel di Teluk Aden dengan Rudal

Milisi Houthi di Yaman telah menembakkan rudal ke sebuah kapal Israel di Teluk Aden dan basis militer Israel di Eilat

15 Juli 2024 | 19.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lokasi serangan Houthi terhadap sebuah kapal dagang di sekitar 130 kilometer barat daya Al Hudaydah, Yaman pada 15 Juli 2024. UKMTO Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Houthi di Yaman mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan rudal ke sebuah kapal Israel di Teluk Aden pada Minggu malam, 14 Juli 2024 waktu setempat. Mereka juga menembakkan drone ke basis militer Israel di Eilat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang terafiliasi dengan Houthi, menyatakan bahwa angkatan laut, unit drone udara, dan unit rudalnya telah melakukan operasi gabungan yang menyasar kapal Israel MSC Unific di Teluk Aden. Kapal itu diserang dengan sejumlah rudal balistik dan drone.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angkatan udaranya, kata Saree, juga telah menembakkan sejumlah drone yang menyasar basis militer Israel di wilayah Umm al-Rashrash, yang juga disebut Eilat, di selatan wilayah Palestina yang diduduki Israel. “Operasi ini mencapai tujuannya dengan sukses,” kata Saree, sebagaimana dilansir kantor berita Yaman Saba.

Menurut catatan Econdb, layanan data untuk indikator ekonomi dan industri pelayaran, MSC Unific VI bukan kapal Israel. Itu adalah kapal kontainer berbendera Liberia milik Mediterranean Shipping Company (MSC), perusahaan perkapalan besar berbasis di Swiss. Kapal itu dioperasikan oleh MSC Mediterranean Shipping.

Serangan di Dekat Teluk Aden

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), yang biasa melaporkan serangan terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah dan sekitarnya, tidak menginformasikan adanya serangan terhadap  MSC Unific VI. Namun, UMKTO melaporkan menyatakan telah menerima laporan insiden dari lokasi 70 mil laut atau sekitar 130 kilometer barat daya Al Hudaydah, Yaman, yang berdekatan dengan Teluk Aden, pada Senin, 15 Juli 2024.

Menurut UKMTO, kapal dagang itu pada mulanya diserang oleh tiga kapal kecil berwarna biru dan putih. Dua kapal kecil membawa tiga orang dan kapal kecil ketiga tidak berawak. Kapal kecil tak berawak itu menabrak kapal dagang dua kali dan dua kapal kecil berawak menembaki kapal tersebut.

“Kapal dagang tersebut melakukan tindakan perlindungan diri. Setelah 15 menit kapal-kapal kecil tersebut menghentikan serangannya,” kata UKMTO. “Kapal dagang dan awaknya dilaporkan selamat.”

Namun, nakhoda kapal dagang itu kemudian melaporkan telah melihat sebuah rudal meledak di dekat kapal. Sekitar 45 menit kemudian dua rudal dilaporkan meledak di dekat kapal. “Tidak ada kerusakan yang dilaporkan dan awak kapal dilaporkan selamat. Kapal melanjutkan ke pelabuhan berikutnya,” kata UKMTO. “Pihak berwenang sedang menyelidikinya.”

Sejak Oktober 2023, Houthi telah menyerang lebih dari 150 kapal Amerika Serikat, Inggris, dan Israel yang melintasi Laut Merah dan sekitarnya. Hal ini mereka lakukan sebagai respons terhadap serangan Israel ke Gaza. Houthi menyatakan tak akan menghentikan serangannya bila Israel tak berhenti menyerang Gaza.

Houthi mengklaim telah menyerang kapal-kapal itu dengan drone dan rudal canggih bikinan mereka sendiri, tapi Amerika menuding Iran telah memasok senjata canggih ke Houthi. Badan Intelijen Pertahanan Amerika (DIA) menyodorkan sejumlah bukti bahwa rudal Houthi yang mirip dengan rudal Iran. Namun, Iran berkali-kali membantah tuduhan itu.

Serangan milisi Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan Yaman telah membuat kawasan Laut Merah tidak aman dan mengganggu rantai pasok dunia. Amerika Serikat pun mengirim kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt untuk mengamankan kawasan ini dalam Operasi Penjaga Kemakmuran (Operation Prosperity Guardian), operasi militer gabungan Amerika dan sekutunya.

 

Mengapa Houthi menjadi ancaman di Timur Tengah? Baca selengkapnya: Houthi dan Jalan Buntu Yaman

 

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus