Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kasus hilangnya Jamal Khashoggi, mata uang riyal Arab Saudi jatuh ke level terendah dalam dua tahun terakhir dan harga obligasi internasionalnya merosot pada Senin 15 Oktober
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilaporkan Reuters, 15 Oktober 2018, riyal Arab Saudi tercatat pada 3,7524 terhadap dolar AS di pasar pada Senin pagi, yang merupakan tingkat terlemahnya sejak September 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank sentral mempertahankan patokan 3,75 riyal terhadap dolar AS, dan biasanya mata uang berfluktuasi dalam kisaran sekitar 3,7498-3,7503. Pada November 2015, ketika harga minyak jatuh, riyal Arab Saudi turun serendah 3,7598.
Ini dikarenakan kekhawatiran bahwa arus masuk investasi asing dapat menyusut ketika Riyadh menghadapi tekanan pihak asing.
Jamaah haji menukar banknotes Saudi Arabian Riyal (SAR) di loket penukaran SAR Bank Syariah Mandiri (BSM) di Asrama Haji, Pondok Gede, 31 Juli 2017. Tahun ini BSM menyediakan lebih dari 25 juta SAR. Tempo/Tony Hartawan
Perdagangan di pasar mata uang maju, yang digunakan oleh bank untuk melakukan investasi, menyarankan beberapa lembaga melindungi diri terhadap risiko arus keluar modal atau sanksi AS di Riyadh setelah hilangnya Jamal Khashoggi, ungkiap seorang kritikus terkemuka dari pemerintah Arab Saudi, di Istanbul.
Tapi pergerakan pasar ternyata lebih kecil dari ketidakstabilan dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan investor tidak panik oleh kasus Jamal Khashoggi karena mereka dengan penurunan harga minyak yang dimulai pada tahun 2014.
Harga minyak hanya naik sedikit pada Senin karena analis mengatakan mereka meragukan ancaman Arab Saudi untuk menahan minyaknya, karena isolasi internasional beresiko merusak keuangannya sendiri dengan mengurangi ekspor pada saat itu, yang sedang mereformasi diri menciptakan lapangan kerja dan diversifikasi ekonomi.
Kantor konsulat Arab Saudi di Istambul, Turki. Wartawan, Jamal Khashoggi, dilaporkan hilang setelah terakhir kali terlihat masuk ke kantor konsulat Arab Saudi di Istambul pada Selasa, 2 Oktober 2018. Sumber: Emrah Gurel / AP/nbcnews.com
Tapi Krisjanis Krustins, direktur di tim Timur Tengah dan Afrika di lembaga pemeringkat kredit, Fitch, mengatakan perselisihan ini bisa melukai beberapa bagian dari program reformasi.
"Jika ada perubahan jangka panjang dalam keinginan investor untuk terlibat dengan Arab Saudi, itu bisa mengarah pada implementasi yang lebih lambat dan kurang lengkap dari beberapa inisiatif Vision 2030, dan kebutuhan yang lebih besar bagi Arab Saudi untuk menggunakan utang dan sumber daya internal untuk membiayai mereka," katanya.
Presiden AS Donald Trump mengancam menjatuhkan hukuman kepada Arab Saudi jika ternyata Jamal Khashoggi tewas di konsulat Arab Saudi di Instanbul, seperti yang dituduhkan pejabat Turki.
Arab Saudi membantah terlibat atas hilangnya Jamal Khashoggi dan pada Minggu 14 Oktober memperingatkan akan menandingi sanksi apa pun dengan sanksi yang lebih besar, yang berujung pada merosotnya nilai riyal Arab Saudi pada pasar Senin 15 Oktober.