Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pencari suaka Suriah ditangkap setelah seorang remaja ditikam hingga tewas dan lima orang lainnya terluka di Austria selatan, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Serangan itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh penjuru Austria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan terjadi hanya dua hari setelah seorang tersangka pencari suaka Afghanistan menabrakkan mobil ke orang-orang di kota Munich di negara tetangga Jerman, menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di kota Villach, Austria, seorang pria "secara acak menyerang orang yang lewat dengan pisau", kata juru bicara polisi Rainer Dionisio dilansir dari France24.
Petugas telah menangkap seorang pencari suaka Suriah berusia 23 tahun. "Satu korban, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, meninggal," ujarnya.
Jumlah korban luka bertambah menjadi lima orang dari sebelumnya empat orang. Korban tewas termasuk dua orang yang mengalami luka serius, kata Dionisio. Korban tertua berusia 36 tahun.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu sebelum pukul 4:00 sore waktu setempat di pusat kota di provinsi Carinthia.
Seorang pengantar makanan yang lewat yang juga berasal dari dari Suriah, menghentikan penyerangan itu. Ia menabrakkan kendaraannya ke penyerang, yang terluka ringan. Menurut Dionisio, pelaku telah ditangkap tepat setelah serangan.
Tersangka adalah pencari suaka Suriah dengan izin tinggal yang sah dan tidak memiliki catatan kriminal, menurut informasi awal.
Dionisio mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan motif penyerangan tersebut. Ia sedang melakukan verifikasi terhadap keterangan saksi mata yang menyebutkan bahwa pelaku sempat berteriak "Allahu Akbar".
Gubernur Carinthia Peter Kaiser dari Partai Sosial Demokrat menyerukan konsekuensi paling keras atas kekejaman yang tak dapat dipercaya ini. "Saya selalu mengatakan dengan sangat jelas dan tidak ambigu. Siapa pun yang tinggal di Carinthia, Austria, harus menghormati hukum dan harus beradaptasi dengan aturan dan nilai-nilai kami," katanya.
"Siapa pun yang melanggar aturan ini harus menghadapi konsekuensi paling berat. Mereka harus diadili, dipenjara, dan dideportasi."
Austria menampung populasi pengungsi Suriah hampir 100.000 jiwa. Setelah Bashar al-Assad digulingkan di Suriah pada bulan Desember, Austria dan beberapa negara Eropa membekukan permintaan suaka dari warga Suriah untuk menilai kembali situasi.